Postingan

Menampilkan postingan dengan label catatan perjalanan

Menerbangkan Drone Di Bandara atau Airport? Begini Prosedur Operasional Yang Aman !

Gambar
Drone Fotografi Helicamindo terbang di Landas Pacu Bandar Udara Utarom Kaimana Papua Barat Droner jaman now pastinya tau bener apa-apa saja yang diharamkan dalam menerbangkan drone. Salah satunya, Dilarang menerbangkan drone di dekat wilayah Bandar Udara / Airport karena berpotensi mengganggu penerbangan. Bukan saja mengganggu tapi jelas membahayakan, Bisa dibayangkan bila drone yang kita terbangkan didepan pesawat terbang lalu terhisap kedalam mesin jet lalu timbul ledakan ?  Mana pesawat dalam kondisi menjelang pendaratan (Final Approach) yang masuk dalam salah satu fase kritis dimana angka kecelakaan cukup tinggi pada fase ini. Tapi tahukah anda ?  Droner jaman Old sebelum drone sepopuler sekarang, dimana namanya lebih terkenal dengan pegiat Aeromodelling, justru saat itu tahun tahun sebelum 2012, sebelum adanya Peraturan Menteri Perhubungan Tentang Drone, Justru kami-kami pegiat aeromodelling menerbangkan pesawat-pesawat kami di wilayah Bandar Udara. Kenapa ?  Karena han

Merasakan Hidup Bersama Warga Pulau Terluar di Kabupaten Sitaro Sulawesi Utara

Gambar
Keindahan Pulau Mahoro di Kabupaten Sitaro Kabupaten Sitaro ini singkatan dari 3 Pulau di lepas pantai Sulawesi Utara, yaitu Siau, Tagulandang dan Biaro. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Sangihe Talaud yang sangat luas terhampar dari perbatasan Kota Manado sampai Perbatasan Negara tetangga Filipina. Itu sebabnya, pada tahun 2007 lalu lahirlah Kabupaten hasil pemekaran yaitu Kabupaten Sitaro. Luas Kabupaten Sitaro menurut sumber Wikipedia adalah 275 Km² serta dihuni oleh kurang lebih 71 ribu jiwa. Tahun 2015 lalu, kebetulan saya pernah diminta bantuan oleh rekan saya Ibu Jilmi yang sedang melaksanakan sebuah project survey mengenai potensi perikanan disana. Seperti biasa, sesuai profesi saya sebagai film maker, saya dimitna untuk mengambil dokumentasi udara serta bawah air di sebuah pulau di Kabupaten Sitaro, namanya Pulau Mahoro. Perjalanannya sendiri tahun 2015 lalu, tapi saya masih ingat persis pengalaman yang tak terlupakan tinggal bersama masyarakat pe

Pesona Pegunungan Arfak di Papua Barat

Gambar
Foto Udara Pegunungan Arfak Papua Barat Pagi itu sekitar kurang lebih pukul 3 Pagi Waktu Indonesia Timur (WIT), alarm kami berbunyi, secara fisik sebetulnya malas sekali untuk bangun sepagi itu apalagi kemarin kami baru saja landing dari penerbangan Jakarta - Sorong - Manokwari. Penerbangan ke Papua cukup melelahkan karena jam keberangkatan yang 'kurang manusiawi' dari Jakarta. Pesawat boarding pukul 1.00 dini hari (WIB) dari Jakarta, dan tiba di Papua biasanya pagi hari. Bagi yang bisa tidur di pesawat tentu saja hal ini tidak terlalu mengganggu, tapi sayang sekali saya bukan tipe orang yg bisa tidur sambil duduk. Hotel Swisbell Manokwari Belum semenit alarm HP berbunyi, telpon kamar pun berdering tanda 'morning call' dari hotel Swiss Bell Manokwari tempat kami menginap. Selalu saya bikin 2 alarm, takutnya ada satu alarm yang tidak bekerja sebagaimana mestinya, hancur berantakan jadwal pekerjaan hari itu. Sekitar 15 menit mengumpulkan tenaga, connectin

Parigi Moutong Surga Bawah Air dI Zona Khatulistiwa Behind The Scene

Gambar
"Parigi Moutong Surga Bawah Air di Zona Khatulistiwa", judul dengan kata-kata yang indah, puitis, singkat, tepat, dan jelas. Itulah judul buku yang ditulis oleh ketiga rekan selam saya yaitu Ibu Jilmi Astina, Bapak Arief Yudo Wibowo, dan Pak Hendra Tan. Ketiganya merupakan pegiat underwater photography / fotografi bawah air sekaligus pengelola majalan Scuba Diver Australasia Edisi Bahasa Indonesia. Waktu itu rekan selam saya Ibu Jilmi kebetulan akan me-launching buku hasil tulisannya, dan beliau meminta saya untuk membuatkan sebuah video trailer tentang Parigi Moutong yang akan di tayangkan saat launching buku tersebut di Jakarta. Berhubung waktu yang sudah mepet, tanpa banyak persiapan, saya pun beserta team saya yaitu Yudha Ardias, langsung berkemas untuk berangkat ke Parigi. Kita hanya punya waktu 2 hari saja di Parigi Moutong, mrengingat mepetnya waktu launching belum lagi ditambah proses editing. Launching Buku Parigi Moutong Surga Bawah Air di Zona Khatulistiw