Pesona Pegunungan Arfak di Papua Barat

Foto Udara Pegunungan Arfak Papua Barat
Foto Udara Pegunungan Arfak Papua Barat

Pagi itu sekitar kurang lebih pukul 3 Pagi Waktu Indonesia Timur (WIT), alarm kami berbunyi, secara fisik sebetulnya malas sekali untuk bangun sepagi itu apalagi kemarin kami baru saja landing dari penerbangan Jakarta - Sorong - Manokwari. Penerbangan ke Papua cukup melelahkan karena jam keberangkatan yang 'kurang manusiawi' dari Jakarta. Pesawat boarding pukul 1.00 dini hari (WIB) dari Jakarta, dan tiba di Papua biasanya pagi hari. Bagi yang bisa tidur di pesawat tentu saja hal ini tidak terlalu mengganggu, tapi sayang sekali saya bukan tipe orang yg bisa tidur sambil duduk.

Hotel Swisbell Manokwari

Belum semenit alarm HP berbunyi, telpon kamar pun berdering tanda 'morning call' dari hotel Swiss Bell Manokwari tempat kami menginap. Selalu saya bikin 2 alarm, takutnya ada satu alarm yang tidak bekerja sebagaimana mestinya, hancur berantakan jadwal pekerjaan hari itu.

Sekitar 15 menit mengumpulkan tenaga, connecting brain to real world after dream, dengan semangat 45, "Yesss hari ini gue mau ke Pegunungan Arfak". Jujur saya penasaran sekali dengan tempat ini, karena memang saya sangat menyukai alam. Setelah persiapan selesai, team kami waktu itu 3 orang, tanpa sempat sarapan, kami langsung menaiki mobil yang telah disediakan, 4x4 Hilux tentunya, langsung tancap gas ke arah selatan Kota Manokwari.

Kondisi Jalan di Kabupaten Pegunungan Arfak

Perjalanan ke Pegunungan Arfak ini dalam rangka pekerjaan kami untuk mengambil gambar foto & Video untuk sebuah instansi di lingkup Pemerintah Provinsi Papua Barat. Tak lupa beberapa camera, dua unit drone rakitan, dan peralatan camera support kami bawa kedalam mobil untuk dibawa ke Pegunungan Arfak yang kerap ditempuh dalam waktu 4 jam dari Kota Manokwari itu.

Jarak garis lurus Kota Manokwari dengan Pegunungan Arfak sebetulnya tidaklah terlalu jauh. Hanya 85 km saja, yang mana jarak ini kalau kondisi jalan seperti di Pulau Jawa, maka waktu tempuh paling lama mungkin hanya 2 jam saja, tetapi karena jalan disini adalah tanah dan kadang bebatuan, belum lagi harus menyeberangi beberapa sungai yang tak berjembatan, maka waktu tempuh bisa molor sampai 4-5 jam. Bila kondisi hujan berlumpur tentu saja bisa lebih lama atau bahkan tak dapat dilalui.

Kabupaten Pegunungan Arfak sendiri merupakan pemekaran dari Kabupaten Manokwari yang baru dimekarkan pada Tahun 2012 lalu. Memiliki luas sekitar 2700 Km² serta dibagi dalam 10 kecamatan yang terbentang dari utara sampai selatan. Kabupaten Pegunungan Arfak dihuni oleh sekitar 23.000 jiwa kebanyakan orang asli papua dari berbagai suku.


Suasana pagi hari di Kabupaten Pegunungan Arfak Papua Barat

Istirahat Sejenak

Saat mobil memasuki jalan tanah menuju kabupaten Pegunungan Arfak, ditandai dengan jalan yang agak menanjak dengan pepohonan rimbun disekitarnya. Udara masih belum terlalu dingin disitu, mata kita dimanjakan oleh padatnya pepohonan serta sesekali kita bisa melihat sekumpulan pegunungan didepan kita, dengan awan-awan dibawah yg begitu indah menutupi beberapa daerah. Ini pemandangan yang sulit sekali didapatkan di Pulau Jawa, Nuansanya begitu kental dengan alam yang masih sangat perawan belum banyak terjamah.

Yang unik pada perjalanan kali ini, dimana mobil yang kita tumpangi harus beberapa kali menyeberangi sungai tanpa melalui jembatan. Oh ya offroader di Jawa mungkin tak asing dengan kondisi seperti ini, tapi di Papua sini, air sungainya sangat jernih dan sejuk.

Menyeberangi Sungai tak berjembatan di Pegunungan Arfak

Setelah matahari cukup tinggi menerangi wilayah kabupaten PEGAF (Pegunungan Arfak), saya pun menerbangkan drone untuk mengambil gambar. Yang pasti Indah sekali pemandangan disini, padahal ini belum suguhan utamanya loh. Pemandu kami mengatakan bahwa suguhan utama keindahan alam pegaf itu nanti di Danau Anggi Giji dan Anggi Gida. Wah makin penasaran nih kami semua, tapi sebentar dulu, kita ambil dulu beberapa foto udara untuk dokumentasi pekerjaan kita.

Oh ya, ada kejadian tak terlupakan nih yang sempat terjadi waktu kami menerbangkan drone disana. Saat saya sedang berkonsentrasi menerbangkan drone, sekonyong-konyong tiba-tiba muncul sekawanan orang papua berjalan mendekat kearah kami. Konsentrasi saya mulai terbelah antara memperhatikan drone dan melihat siapa mereka yang datang. Maklum di pegaf cukup sepi, jadi kalau melihat segerombolan orang kami cukup sensitif dan meningkatkan kewaspadaan. Maklum kalau di Jawa, di hutan sepi suka ada penjahat berkeliaran.

Sekawanan orang-orang tersebut semakin dekat kearah kami, dan beberapa diantara mereka membawa senjata parang loh !  Nah loh, mulai deh teringat OPM, dll. Kami pun merapatkan barisan, saling mendekat, mana drone masih terbang pula. Tiba-tiba salah satu dari mereka, dengan senyum lebar menyapa, "Selamat Pagiiiiiiii". Spontan kami pun menjawab salam mereka, dengan hati yang agak sedikit lega, meskipun belum sepenuhnya lega ha ha ha.

Ternyata mereka meminta izin kami untuk melihat drone yang kami operasikan, seperti terpukau mereka melihat benda kecil terbang dengan lincah diangkasa. Beberapa dari mereka pun meminta izin kepada saya untuk memegang drone yang kami bawa. Ha ha ha... ada ada saja. Ternyata orang Papua, meskipun tampang garang, tapi sebenarnya mereka baik dan ramah loh.


Ngedrone bareng suku Arfak pedalaman Papua
Ngedrone bareng Suku Arfak Papua Barat

Setelah pengambilan gambar selesai, kami pun berpamitan kepada mereka, dan perjalanan pun kami lanjutkan kearah Danau Anggi Giji dan Anggi Gida, melewati Kantor Bupati Pegunungan Arfak. Konon di perkampungan ini pula akan dibangun pusat pemerintahan Kabupaten Pegunungan Arfak. Perjalanan mendekati Danau, sudah mulai terlihat banyak perkampungan dan rumah-rumah penduduk. Yang khas disini adalah Rumah Adat suku Arfak yaitu "Rumah Kaki Seribu".

Rumah Kaki Seribu Suku Arfak Papua
Rumah Kaki Seribu Suku Arfak Papua Barat
Kampung IRAI Pegunungan Arfak

Kira-kira mendekati tengah hari kami tiba pusatnya Kabupaten Pegunungan Arfak, oh ya disini ada bandara loh, tapi landasannya tidak beraspal alias rumput. Hanya pesawat kecil saja yang bisa masuk kesini. Team kami sempat mengunjungi Kantor Bupati Pegaf, untuk koordinasi dan perizinan pengambilan gambar.

Kantor Bupati Pegunungan Arfak
Suasana Distrik Anggi Kabupaten Pegunungan Arfak Papua Barat
Suasana Distrik Anggi Kabupaten Pegunungan Arfak Papua Barat

Buat kamu-kamu yang mau kesini, bawa bekal dari Manokwari ya, karena disini belum ada Restoran maupun kedai makan. Kami makan siang dengan perbekalan nasi bungkus yang kami bawa dari Manokwari.

Okay, perjalanan kita lanjutkan ke menu utama yang dinanti, yaitu Danau Anggi Giji dan Anggi Gida. Di beberapa website saya temukan nama Gida juga ditulis Gita, entah mana yang benar saya kurang yakin. Saya hanya bersumber pada pemandu kami yang kedengarannya adalah Anggi Giji dan Anggi Gida.

Kedua danau ini ada legendanya, konon dikenal sebagai Danau Laki dan Danau Perempuan dengan satu pulau diatasnya yang bisa berjalan kesana kemari mengikuti tiupan angin. Sayang sekali kami gak sempat turun ke danaunya, karena waktu yang sangat terbatas, mengejar pulang kembali ke Manokwari.

Legenda dibalik kedua danau ini adalah refleksi dari cinta sejati seorang pria dan wanita dimana keabadian cinta kedua insan tersebut akhirnya direfleksikan oleh alam menjadi 2 buah danau, dimana masyarakat setempat menamainya Danau Jantan dan Danau Betina, atau Danau Pria dan Danau Wanita. Beberapa sumber menyebutnya Danau Anggi Ginji dan Anggi Gita, sementara sumber lainnya menyebutkan Danau Anggi Giji dan Anggi Gita, entah mana yang benar kami pun kurang paham akan hal tersebut.

Danau Anggi Gida
Danau Anggi Giji
Danau Anggi
Danau Anggi Gida

Kami sempat berjalan ketitik tertinggi di Pegunungan Arfak untuk melihat kedua danau besar ini dari satu titik. Ketinggiannya mencapai 2400 m dpl, drone rakitan kami sempat mengalami gangguan akibat tipisnya udara diketinggian tersebut. Maklum saat itu drone rakitan kami di tuned untuk beroperasi optimal pada ketinggal 0-300m dpl, tapi kejadian tersebut tidak sampai mengganggu pekerjaan kami, karena kami membawa 2 unit drone sebagai back up.

Foto Udara Danau Anggi Giji dan Anggi Gida Pegunungan Arfak
Foto Udara Danau Anggi Giji dan Anggi Gida Pegunungan Arfak


Oh ya, hati-hati menerbangkan drone disini, karena ketinggiannya yang cukup tinggi, kerapatan udara disini lebih tipis ketimbang di permukaan air laut. Imbasnya, battery drone anda akan lebih cepat habis ketimbang di permukaan laut. Bagi yang menggunakan drone rakitan, bisa mengganti propeler ke yang lebih besar agar drone lebih lincah bermanuver di ketinggian yang cukup tinggi ini.

Suhu udara di Danau Anggi juga relatif sejuk mendekati dingin, meskipun matahari terik. Tak terbayangkan bila malam hari, pastinya akan dingin sekali. Suasana disini mengingatkan akan alam Selandia Baru / New Zealand yang indah akan danau-danaunya. Mirip Sekali !  Yang membedakan hanyalah ketidak tersediaan infrastruktur pariwisata di Kabupaten Pegunungan Arfak. Semoga percepatan pembangunan menyentuh daerah ini segera.

Foto bersama Tim di Danau Anggi Kabupaten Pegunungan Arfak Papua Barat

Setelah puas mengambil gambar di Distrik Anggi yang merupakan Ibukota Kabupaten Pegunungan Arfak, kami pun berjalan kembali kearah manokwari. Target kami sebelum gelap harus sudah tiba di Kota, karena kondisi jalan disini belum dilengkapi penerangan Jalan Umum.

Diperjalanan pulang, mobil kami sempat di cegat oleh aparat TNI yang berjaga di Pegunungan Arfak, kami sempat heran kenapa mobil kami di stop, ternyata dikarenakan ada satu orang Papua yang menebeng mobil kami hendak ke kota. Memang diatas kami sempat mengizinkan satu orang Papua menumpang mobil kami, namun niat baik kami dicegah oleh TNI yang berjaga, karena ternyata saat itu sedang ada ketegangan antar kampung yang letaknya diatas dan dibawah. Jadi daripada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, aparat meminta kami menurunkan penumpang tersebut. Ohhh gitu ternyata, waduh mudah-mudahan ga perlu lagi ada tawuran antar suku di negeri ini ya, negeri ini masih butuh karya nyata ketimbang tawuran dan perkelahian.

Kesimpulan kami, Kabupaten Pegunungan Arfak Papua Barat ini menyimpan potensi wisata yang sangat tinggi. Aktifitas wisata yang cocok dilakukan disini sudah pasti Outdoor Adventure, dari mulai Trekking, Hiking, juga arung jeram karena ada sungai dengan air yang sangat jernih melintasi rimbunnya hutan di Papua. Juga cocok dengan kegiatan birding, karena banyak jenis burung langka yang menghuni hutan di Pegunungan Arfak ini.

Harapan kami tentunya, pemerintah pusat memberi perhatian khusus untuk mempercepat proses pembangunan di Papua, terutama daerah terpencil seperti Kabupaten Pegunungan Arfak. Agar masyarakat papua bisa merasakan sila ke-5 Pancasila yang berbunyi, "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia". Target awal yang mungkin perlu dilaksanakan dalam waktu dekat adalah pembangunan jalan yang layak yang menghubungkan Distrik Anggi dengan Kota Manokwari, agar perputaran roda ekonomi bisa memacu peningkatan kesejahteraan masyarakat di Pegunungan Arfak.

Bagi anda yang akan mengunjungi Kabupaten Pegunungan Arfak, dari Jakarta anda bisa mencari penerbangan ke Kota Manokwari yang merupakan ibukota propinsi Papua Barat. Penerbangan ke Manokwari umumnya via Ujung Pandang dan Sorong, tapi saat ini ada juga yang direct dari Jakarta dengan meskapai Batik Air. Penerbangan dari Jakarta  umumnya take off dini hari, dan tiba di Manokwari pukul 09.00 pagi. Ingat untuk tidak memilih musim hujan saat mengunjungi Pegunungan Arfak, karena itu berarti waktu tempuh yang lebih lama, karena jalanan basah berlumpur akan menghambat perjalanan anda.

Setibanya di Manokwari, ada banyak kelas penginapan yang tersedia di kota Manokwari dari kelas melati sampai hotel berbintang. Untuk kelas berbintang, ada Hotel Aston Niu, Hotel Swiss Belhotel, Hotel Mansinam, dan banyak lagi. Tarif hotel berbintang di Manokwari relatif sama dengan daerah lain yaitu berkisar antara Rp. 500.000,-  sampai Rp. 1.000.000,- /kamar /malam. Mereka pun rata-rata bisa di booking dengan menggunakan applikasi pemesan hotel seperti Agoda dan Traveloka. Dari Airport ke Hotel cukup tersedia banyak taksi bandara yang umunya mematok harga kisaran Rp. 150.000,- sekali jalan.

Jika anda ingin menginap di daerah Kota yang dekat dengan pusat perbelanjaan, anda bisa memilih hotel Swiss BellHotel yang terletak langsung disamping area pertokoan. Tapi jika anda ingin suasana yang sepi jauh dari keramaian, anda bisa mencoba Hotel Aston Niu yang letaknya diatas bukit dengan view laut. Jika anda ingin suasana tepi pantai khas Manokwari, anda bisa memilih Hotel Mansinam yang berhadapan langsung dengan Pulau Mansinam.

Jika ingin keliling kota atau mencari makan di manokwari tidak perlu kawatir, ada tersedia banyak Ojek dengan tarif jauh dekat Rp. 10.000,- Jangan lupa coba kuliner khas Indonesia Timur di Manokwari, dari Ikan bakar, Ikan kuah Kuning, Papeda, Cotto Makasar dan juga Abon Gulung Khas Manokwari.

Penyakit Malaria masih menjadi kekawatiran utama bagi turis yang akan berkunjung ke sebagian wilayah di Papua. Kami sarankan anda melakukan pencegahan Malaria sebelum berkunjung ke Pegunungan Arfak. Hubungi Dokter pribadi anda untuk pencegahan Malaria sebelum berkunjung ke daerah yang beresiko.

Karena perjalanan kami ke Kabupaten Pegunungan Arfak ini cukup berkesan, kami buatkan satu video khusus tentang perjalanan kami ke sana. Video ini dibuat secara spontan tanpa perencanaan sebelumnya, dibuat oleh ANRIL FILM , foto udara oleh HELICAMINDO. Berikut Videonya:




Karena Blog ini juga tentang fotografi dan Sinematografi (Videografi apapun itu), saya share juga tentang sekilas cara pembuatan video beserta peralatannya. Animasi pembuka saya gunakan google earth (make movie) yang ada pada fitur Google Earth versi Pro, lalu di edit di Adobe Premiere. Camera yang digunakan ada yang menggunakan Sony NEX 5N, Nikon D5200, drone rakitan dengan kamera Gopro. Khusus Drone di video ini digunakan tipe Quadcopter dengan propelers 10inch.

Tidak ada scripting, semua spontanitas, karena memang kami betul-betul tidak menyangka bahwa pegunungan Arfak sebagus ini. Jadi editingnya hanya berdasarkan, kompilasi spontanitas saja sambil mencari music yang cocok.

Demikian cerita kami mengenai Pesona Pegunungan Arfak yang menjadi bagian dari Pesona Indonesia, semoga berguna bagi temen-temen yang minat kesana. Akhir kata, semoga cerita sederhana ini boleh menjadi manfaat bagi temen-temen semua.

Penulis adalah Film Maker & Pilot drone di:
www.anrilfilm.com
www.helicamindo.com



Komentar

  1. Bragi...
    Maju terus semoga sukses.
    Coba lintas mwkri to Wondama Wasior.

    BalasHapus

Posting Komentar

TULISAN LAINNYA

Ada apa di Kabupaten Fakfak Papua Barat ?

Jasa Fotografi & Video Ditawar sadis, berapa sih harga yang wajar ?

Mengintip dan Membandingkan Spesifikasi Drone DJI Mavic Air