Berpetualang Offroad Motorcross dari Bandung Ke Gunung Papandayan Garut


Gunung Papandayan, keindahannya sudah gak perlu diragukan lah ya ? 
Letaknya di Kabupaten Garut kecamatan Cisurupan, gak jauh dari Kota Garut sendiri. Fasilitas wisatanya sudah cukup memadai, akses aspal dari Garut, lapangan parkir yang luas, warung-warung, tangga, serta toilet semuanya lengkap !

Pemandangannya pun luar biasa unik, udara yang sejuk, langit yang cerah saat musim kemarau, landscape yang sangat memukau, fotografer sih pasti seneng pergi ke papandayan. Selain itu kita bisa juga melihat bunga Edelweiss, hutan mati yang unik, sungai dengan air yang sangat jernih, dan bahkan kita bisa berjalan langsung di kawah Gunung yang memiliki tinggi 2000m ini.

Untuk mencapai Kawah Gunung Papandayan sangat amat mudah, bahkan banyak anak-anak pun sanggup berjalan kaki dari Lapangan Parkir sampai Lokasi Kebun Edelweiss di Tegal Alun. Jaraknya dari lapangan parkir Camp David tidak terlalu jauh, hanya beberapa Kilo meter saja, hanya saja medannya cukup menanjak, tapi tenang sudah tersedia tangga kok, jadi anak kecil pun bisa.

Nah, kalo yang membahas tentang keindahan Gunung Papandayan serta aksesnya sudah banyak bertebaran informasinya di internet. Tulisan kali ini saya bikin justru untuk menceritakan sisi alternatif lain menuju Gunung Papandayan melalui desa Kertasari yang terletak di selatan Kota Bandung. Jadi kita berangkat dari Bandung Selatan, ciparay, pacet, danau cisanti, perkebunan kertasari, lalu tembus di Kawah Gunung Papandayan. Asik bukan ????  Kalo yang suka adventure pastiii donk exciting banget dengernya.

Untuk merealisasikan ide tersebut, saya melakukan riset rute / track dari Bandung ke Papandayan. Caranya ?  Yaa zaman sekarang, Google Earth, Google Map, sangat amat membantu dalam hal bikin waypoint. Kurang lebih 2jam saya lakukan riset untuk membuat rute yang enak, bisa untuk lihat-lihat pemandangan, sekaligus ber-offroad ria, akhirnya jadi juga track nya, langsung saya download ke Smartphone saya, tujuannya jelas, dikala tidak ada sinyal internet, saya tidak akan kehilangan rute dan tidak akan kesasar di tengah hutan.

Dalam merancang track ke Gunung Papandayan, berdasarkan observasi dari Google Earth, hanya ada 1 akses jalur jalan setapak ke arah Kawah Papandayan dari Perkebunan Kertasari (Bandung Selatan). Oleh karena itu, sebaiknya memang pakai Motor Trail / Motor Cross, jangan pakai Matic ya hehe... Oh ya, jalur di perkebunan Kertasari luar biasa bercabang-cabang, perlu sedikit kejelian mencari jalur yang optimal saat melihat google earth. Juga kita bisa tau betapa luasnya Perkebunan Kertasari di Bandung Selatan ini, saya perkirakan luasnya mencapai hampir seluas Kota Bandung !


Perkebunan Kertasari dan Gunung Papandayan dari Google Earth

Bermodalkan trek yang sudah terdownload kedalam smartphone, akhirnya dikumpulkanlah pasukan Jarambah dengan motor trailnya masing-masing untuk merealisasikan jalur track yang menyenangkan ini. Singkat kata, terkumpulah pasukan Jarambah, saya ditemani oleh Erga Setiawan, Denny Zulkarnan, Herman Kaswandi, Jejen, Egi, dan Yudha Ardias, siap dengan prinsip "kumaha engke" alias gimana ntar, ikhlas ridho mengikuti saya, yang padahal sayapun belum pernah menjajal track ini sebelumnya ha ha ha. Tapi justru disinilah serunya, dan saya sangat menikmatinya, dari mencari jalan, kesasar, kawatir dan waswas, semua bercampur aduk.

Tepat pukul 09.00 WIB hari itu, kami berkumpul di Jalan Buah Batu Bandung, saya briefkan sedikit gambaran rute kepada pasukan Jarambah, juga ditekankan bahwa ini adalah Petualangan Kumaha Ngke (Gimana Nanti), karena sejujurnya saya sendiri pun belum pernah menjajal track tersebut. Setelah membeli perbekalan seadanya, berangkatlah pasukan menuju check point pertama yaitu Ciparay untuk sekedar merokok & istirahat, lalu lanjut ke check point kedua yaitu Danau Cisanti.

Sepanjang Rute Bandung sampai Danau Cisanti yang merupakan hulu dari Sungai Citarum ini, jalan nya aspal mulus semua, bahkan mobil sedan pun bisa mencapai Danau Cisanti tanpa kesulitan berarti. Oh ya, Presiden Joko Widodo pun pernah loh ke Danau Cisanti, jadi saat kami istirahat di parkiran, terlihat kawasan wisata Danau Cisanti ini cukup tertata rapi dan bersih !


Pasukan Jarambah Tiba di Danau Cisanti (Bandung Selatan)


Dari Danau Cisanti, kita mulai masuk ke kawasan perkebunan Kertasari yang luasnya mungkin hampir seluas Kota Bandung. Luas sekali, hamparan kebun teh hijau yang indah, udaranya segar, cuaca hari itu pun cerah. Jadi paduan langit biru, pegunungan dan kebun teh yang hijau, dijepret pakai kamera Smartphone pun hasilnya indah luar biasa :)  

Oh ya Jalannya masih Aspal loh, meski gak terlalu lebar, rasanya mobil pun bisa lewat. rute aspal ini kalo dari trek yang sudah di buat waypointnya masih sekitar 15km lagi. Tapi karena pasukan sudah pada mengeluh, dan sudah tak tahan ingin off road, akhirnya secara spontanitas kita belokan arah jalur kearah timur langsung menembus perkebunan teh dengan trek tanah. Disinilah seni nya berpetualang, meskipun sudah direncanakan, tapi dilanggar sendiri ha ha ha. 

Jalan Aspal di Perkebunan Kertasari cukup mulus Hotmix


Dengan pemandangan sekitar hamparan kebun teh yang sangat luas dikelilingi pegunungan

Dengan bermodalkan arah mata angin, kami memotong jalur aspal yang tersisa kurang lebih 15km. Sisi kiri kanan kami yang terlihat hanyalah hamparan kebun teh yang luas sekali. Saking luasnya perkebunan ini, jalurnya pun cukup membingungkan, dengan banyak sekali persimpangan. Menghadapi hal ini, saya hanya bisa mengandalkan arah mata angin serta visual kearah kaki gunung Papandayan yang mana sama sekali belum terlihat ha ha ha. 

Waktu hari itu sudah menunjukan pukul 13.30, tapi kami sama sekali belum melihat tanda-tanda Gunung Papandayan ada dimana.  Hal ini karena perkebunan Kertasari sangat luas, dan sempat kami beberapa kali putar arah, karena tersesat. Sebetulnya bukan tersesat, jalur menunjukan arah yang benar, namun kami dihalau warga setempat yang menyarankan kami putar arah karena tidak ada jalur (menurut mereka). 


Belum terlihat Gunung Papandayan, pemandangan luar biasa indah


Setelah ber-jam-jam kami menyusuri jalan tanah perkebunan yang kotak kotak dengan banyak persimpangan, akhirnya samar-samar kami melihat puncak Gunung dengan kepulan asap diatasnya. "Nahhh...itu dia Gunung Papandayan !", teriak gue ke pasukan Jarambah. Kulihat wajah-wajah putus asa pada temen-temen semua karena terlihat masih sangat jauuuuh, sementara waktu mendekati sore, mana blum makan siang pula. "Kadinya mah nepi na isukan !", kata Mamang Erga yang terlihat cukup desperate, artinya "Kesana sih sampenya besok !", saking jauhnya. Saya pun berusaha menyemangati pasukan, "Ngak kok.... begitu sampai kaki gunung, tak lama kita akan sampe di puncak Papandayan, ada banyak warung disana ! setelah itu kita ngaspal lagi balik ke Bandung".

Belokan demi belokan kita lalui, sampai akhirnya kami menemui perkampungan yang gak terlalu besar. Entah mengapa salah satu anggota kami Herman Kaswandi, seperti ada tersedot kearah kampung tersebut, yang mana jalur nya menjadi off-course alias menjauhi waypoint berikutnya. "Lapaaaarrrr, cari warung dulu", Kata Koh Herman. Sebetulnya aku sendiri kurang setuju sih untuk stop dulu, berhubung waktu sudah mendekati sore hari, tapi yah perut udah keroncongan, oke dah kalo begitu mari kita Ishoma dulu.


Kampung di Perkebunan Kertasari

Kampungnya sangat kecil, tak ada warung nasi, yang ada hanya warung kelontong yang jual makanan ringan. Lumayanlah bagi kami mengganjal perut dengan buah belimbing, odading, kerupuk, dll. Sambil mengunyah makanan ringan, Yudha pun melihat GPS map di smartphone nya sambil geleng-geleng kepala, "Gila, kita dimana ini ? jauuuuh bangeeet ke jalan besar !". Tiba-tiba mang Erga yang baru saja selesai menunaikan Shalat Ashar bilang, "Tadi sempet ngobrol sama orang, katanya ke puncak papandayan masih 3 jam !". Wahhh, ga mungkin deeh jawab aku sok yakin sambil ragu ha ha. Lalu aku mencoba buka map yang sudah di download ke HP, untung sudah di download karena gak ada sinyal. Saya melihat ke arah papandayan masih sekitar 8KM (Garis Lurus), full off road. "Yukkkk jalaaan", teriak aku sambil bergegas, takut kesorean nihh. Saya putuskan untuk lanjut perjalanan, pantang menyerah no way back, harus sampe ke Puncak Papandayan, jangan sampe ada wacana menyerah dan balik lagi pikirku dalam hati.

Singkat cerita kita mulai mendekati  kaki gunung Papandayan, pemandangan sekitar masih kebun teh namun sedikit menanjak ke arah lereng Papandayan. Motor pun kami pacu lebih cepat dari sebelumnya, karena jujur aja saya sudah ingin cepet sampe !  Masa sih tiga jam pikir ku dalam hati. Sesekali aku cek GPS map untuk memastikan kita semua on-track, dan yes kita masih ontrack. Sekitaranya 5km mendekati puncak, pemandangan sudah berubah menjadi ladang sayuran yang ditanami wortel, dll. 

Jalan mulai menanjak, pertanda kita sudah mendaki lereng Papandayan

Kondisi medan pun berubah drastis, dari ladang perkebunan, kita tiba tiba  keluar di jalur jalan setapak dengan hutan yang lebat. "YESSS, ini sudah dekat", teriak ku, Karena aku hafal banget medan seperti ini saat dulu aku trekking di Gunung Papandayan. Jalurnya sudah diberi bebatuan oleh warga, yang katanya jalur tersebut sering digunakan ojek masyarakat dari Puncak Papandayan ke Kertasari. Karena medan nya kering di musim kemarau, jalur seperti itu bisa kita hajar dengan speed 40km/j, gak pakai lama akhirnya, "YESSSSSSSSSSSSSS!!! Kita sudah SAMPAII", teriak ku ke team !

Kalo sudah melihat trek ini, anda sudah dekat dengan Kawah Papandayan


Foto bersama sebelum tiba di Kawah Papandayan


Saat mendekati sebuah warung, terlihat sudah ada petugas portal yang menghampiri kami untuk menagihkan biaya tiket masuk kawasan Wisata Gunung Papandayan yang saat ini sudah di kelola oleh swasta. Saya lupa harga tiket pastinya berapa ya.... kisaran 50rb per orang kalo gak salah sudah termasuk motornya masuk, karena orang saja + motor berbeda harga. Waktu saat itu sudah menunjukan pukul 16.10, artinya dari kampung tadi, gak sampai sejam loh !  Tapi ya memang kami cukup ngebut. 

Setelah bayar tiket, kita langsung jalan menuruni lereng kearah kawah Papandayan yang indah itu, dan pemandangan berubah spektakular !  Eng ... ing...eng.......this is papandayannnnn meeeen !!! Akhirnya sampe juga kita di Kawah Papandayan yang indahnya bag Selandia Baru itu.

Eng ing eng........ THIS IS PAPANDAYAN MOUNTAIN !!!!! BEAUTIFUL !

Tak lama setelah kami menuruni jalur bebatuan, kitapun menemukan sungai yang airnya waaaahhhh jernih sekali, kami pun berhenti sejenak di sungai ini untuk basuh-basuh wajah yang celemotan karena trek tanah di musim kemarau luar biasa berdebu saat dilindas oleh ban motor trail. "Lumayaaaan bersihin upil hitam", Kata Kang Jejen. Hahaha, memang ga usah kaget, kalo abis motoran di area berdebu, upil kita hitam pekat bak tanah ha ha ha.

Sungai dengan Air yang jernih dan segar, dengan ornamen bebatuan yg indah di Gunung Papandayan

Sungai, Hutan, Gunung, Begitu indah di Gunung Papandayan


Perjalananpun kita teruskan, sebetulnya porsi offroad sudah selesai sih, karena selepas ini kita on-road alias ngaspal balik kembali ke Kota Bandung yang jaraknya 80Km ha ha....botak deh ban pacul. Medannya bebatuan, hati-hati ya dibeberapa titik agak curam, pastikan rem berfungsi baik, dan buat pemula jangan lupa berlatih menuruni trek menurun sebelum pergi ke papandayan.

Sekitar 10 menit, kita sudah tiba tepat di Jantung Kawah Gunung Papandayan, kami pun rehat sejenak, makan di warung, sambil foto-foto group & motor di spot-spot yang fotogenik di Gunung Papandayan. Yaa, pasti fotogenik banget, udaranya bersih, langit biru, meskipun cuma pake HP, hasil fotonya seperti pakai kamera SLR ha ha.


Foto bersama di Kawah Gunung Papandayan Garut

Foto bersama pada sudut lain di Gunung Papandayan Garut

Motor pun terlihat lebih keren saat di foto di puncak Gunung Papandayan

Setelah sejenak isi perut yang keroncongan, dari gorengan Gehu, Bala-bala, indomie, popmie, nasi goreng, sebetulnya masih belum pingin balik sih, tapi karena waktu sudah menunjukan pukul 17.30, yang mana masih ada trek offroad sedikit lagi, mau gak mau kami pulang deh. Dengan berat hati kami starter motor, menyusuri kawah, medannya bebatuan, bertangga-tangga pula, hati-hati ya, utamakan para pejalan kaki. Gak sampai 10 menit kami sudah menemukan jalan aspal luas yang merupakan Gerbang Utama pintu masuk kawasan Wisata Gunung Papandayan Garut. Sebagai tanda perpisahan, kami foto-foto lagi di gerbang Papandayan sebelum turun ngaspal kearah Kota Garut via Cisurupan.

Dari Lapangan Parkirnya pun sudah terlihat pemandangan spektakular Kawah Gunung Papandayan

Untuk mempersingkat perjalanan, rute pulang kita arahkan melalui Cisurupan, Samarang, Kamojang, Majalaya dan Bandung. Tak lupa kami singgah di Warung Pojok sebelah PLTU Kamojang untuk menyantap Bebek Goreng yang luar biasa Maknyusssss !!  Tepat pukul 21.00 kami sudah tiba di Jalan Buah Batu Bandung. Selesai sudah petualangan One Day Trip yang seru hari itu.

Kesimpulan, Offroad Adventure ke Gunung Papandayan bisa ditempuh dalam waktu seharian. Sebaiknya berangkat pagi pukul 06.00, agar waktu di papandayan lebih panjang. Kita sih jelas kesiangan ha ha ha. Dari Bandung ke Cisanti diperlukan onroad (alias ngaspal) sejauh 70 km, lalu disambung offroad kurang lebih 20-30 Km (Tergantung rute offroad), sampai di puncak Papandayan, rute terdekat bisa kembali ke bandung lewat Drajat atau Kamojang (80Km). Jadi total lintasan kurang lebih 180Km (termasuk offroad). Medan yang dilalui cukup mudah, tanpa rintangan yang berarti, pemula dengan berbekal sedikit pengalaman mengendarai motor cross sudah bisa mengikuti one day trip offroad ke Gunung Papandayan. Rekomendasi motor jelas disarankan pakai motor cross, 150cc cukup. Bahkan kalo medan musim kemarau, saya rasa pake motor kopling biasa (asal jangan matic) seperti Kawasaki Ninja, sepertinya gak masalah. Ban pun gak perlu pakai ban tahu saat kemarau, cukup pakai Ban Semi Enduro untuk menghemat kembang Ban. Lain halnya kalau anda merencanakan offroad di musim hujan.

Sekian, dongeng offroad one day trip ke Gunung Papandayan ini, Hmmm petualangan berikut nya sudah dirancang tracknya, dari Kertasari tembus ke Pantai Selatan. Tinggal mencari waktu yang pas aja nih bersama pasukan Jarambah !

Oh ya, pada kesempatan lainnya saya sempet bikin film pendek keindahan Gunung Papandayan, video ini saya buat untuk mempromosikan potensi wisata daerah di sekitar Gunung Papandayan yang indah. Kalau anda stake holder pariwisata dan ingin membuat video promosi wisata coba main main ke website film maker saya di www.anrilfilm.com dan www.helicamindo.com (khusus drone).

 


Komentar

  1. pingin nyobain jalur g.papandayan om.. tp ga tau jalur nya.!!

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. kebetulan gak di record .... pake google map biasa juga bisa kok...tembus pasti

      Hapus
  3. lima jempol om
    pasukan lolodok segera
    menyusul👍

    BalasHapus
  4. Dulu tahun 1993 pernah juga ngejajal dari arah Pangalengan sampai bibir kawah.
    Tapi jalannya nggak sempit seperti di foto atas, masih bisa dilewati oleh mobil sekelas Jimny (asal siap berkali kali kepater). Ancur mah iya, pakai banget.

    Apa mungkin sekarang ini jumlah treknya bertambah ya.

    BalasHapus

Posting Komentar

TULISAN LAINNYA

Ada apa di Kabupaten Fakfak Papua Barat ?

Jasa Fotografi & Video Ditawar sadis, berapa sih harga yang wajar ?

Mengintip dan Membandingkan Spesifikasi Drone DJI Mavic Air