Mengintip Potensi Pariwisata Di Kota Senja Kaimana Papua Barat


Keindahan Triton Bay di Kabupaten Kaimana Papua Barat
Keindahan Triton Bay di Kabupaten Kaimana Papua Barat

Catatan Perjalanan edisi ini saya akan bercerita tentang Kota Senja di Kaimana Papua Barat. Kunjungan ini masih dalam rangka pekerjaan saya membuat sebuah video visualisasi mengenai potensi investasi di provinsi Papua Barat, dan kali ini khusus kita akan berangkat ke Kota Kaimana saja. Karena perjalanan cukup pendek, saya hanya ditemani oleh rekan saya Agus Taqwa (aka Dodot) sesama 'urang bandung) yang berpengalaman di bidang pertelevisian Indonesia.

Seperti biasa, perjalanan ke Papua tidak semudah dan sesingkat perjalanan di Indonesia barat pada umumnya. Contohnya, bila kita hendak ke Makassar, Bali, Surabaya, maka ada banyak sekali pilihan penerbangan langsung dari berbagai meskapai dan harga serta waktu keberangkatan yang fleksibel. Penerbangan ke Papua, apalagi kota kecil seperti Kaimana, tidak memberikan banyak pilihan yang bisa kita ambil.

Kami berangkat dari Seokarno Hatta International Airport dengan menggunakan pesawat Batik Air menuju ke Kota Ambon. Kenapa Ambon ?  Karena penerbangan ke Kaimana yang tersedia setiap hari, hanyalah melalui ambon dan itupun hanya dilayani oleh Wings Air. Kondisi tersebut mengharuskan kami untuk menginap semalam di Kota Ambon. Gak apa apa deh, anggap kita wisata kuliner dulu di Kota Ambon.

Kami memilih hotel Swisbell di Ambon, karena tak banyak pilihan juga, sore hari setelah pesawat yang kami tumpangi mendarat di Kota Ambon, kami langsung menyewa taksi bandara untuk menuju ke Hotel yang berada di pusat kota. Perjalanan kurang lebih 45 menit dengan tarif 150 ribu rupiah. Tak banyak kegiatan yang kami lakukan di ambon, karena besok pagi kami sudah harus berangkat kembali ke Airport untuk penerbangan ke Kaimana.

Keesokan harinya, pukul 06.00 (WIT), kami sudah dijemput taksi yang sudah kami pesan sebelumnya, untuk mengejar penerbangan ke Kaimana via Fakfak yang dilayani oleh Wings Air. Ketar-ketir juga nih, karena penerbangan perintis seperti ini bisa saja tiba-tiba Cancel atau berganti hari. Tapi kami sudah memiliki rencana alternatif bila itu terjadi, ini penting bagi kita-kita yang sering berjalan ke daerah terpencil.

Pesawat ATR 72 Wingsair yang menerbangkan kami ke Kaimana

Tiba di airport, kami check in seperti biasa, oh ya pesawat yang digunakan oleh Wings Air ini adalah pesawat kecil jenis ATR 72 dengan 2 baling-baling dan konfigurasi seat 2-2. Karena pesawatnya kecil, jatah bagasi yang diberikan kepada penumpang pun cukup kecil yaitu hanya 10 Kg saja. Karena peralatan kami cukup banyak, 2 unit drone, beserta peralatan camera, maka kami pun membayar overweight sekitar 300 ribu rupiah.

Pesawat pun terbang meninggalkan Ambon menuju Kota Fakfak di Papua Barat, sebelum mendarat di Fakfak, saya sempat melihat pemandangan kota Fakfak, dan "WAW", kereeen sekali, kota tepi pantai dengan pulau panjang di hadapan kota Fakfak. Untuk selanjutnya, nanti akan saya ceritakan juga tentang perjalanan kami ke Kota Fakfak dan Bomberai pada catatan perjalanan yang lain.

Setelah transit sejenak di kota Fakfak, akhirnya pesawat yang kami tumpangi mendarat dengan mulus di Bandar Udara Utarom di Kota Kaimana Papua Barat. Dan kami cukup terpukau dengan Bandaranya loh !   Sungguh tidak menyangka kota yang cukup terpencil di belantara Papua memiliki Airport sebagus dan sekeren ini. Lantainya bersih mengkilap, kaca-kaca terawat, dengan conveyor bagasi yang nyaman untuk penumpang, pokoknya Gak Nyangka !!!

Bandara Utarom di Kaimana Papua Barat

Setelah kami mendarat, kami langsung dijemput oleh beberapa staff pemerintah Kabupaten Kaimana, dan kami langsung bekerja saat itu juga. Misi pertama kami di Kaimana adalah mengambil foto dan video di Utarom Airport of Kaimana. Dengan drone juga loh !   Loh kok bisa nerbangin drone di Airport ??   Bisa donk, kan sudah mengajukan perizinan sebelumnya dengan koordinasi dengan pihak Syahbandar dan penguasa setempat, sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No 90/2015 tentang Drone.

Lah terus emang drone nya bisa aktif ya di area 'No Fly Zone' ?   Bisa, karena kami menggunakan drone rakitan. Drone rakitan tidak memiliki fitur area check sebelum terbang, jadi praktis bisa diterbangkan dimanapun. Trus aman gak ?  Apa gak mengganggu penerbangan ?  Hmm... nanti di blog yang lain akan saya angkat khusus tema tentang menerbangkan drone di Airport.

Bandara Utarom di Kaimana ini letaknya di tepi pantai yang biru, tak terlalu jauh dengan pusat Kota Kaimana. Buat yang penasaran bagaimana foto udara Bandara Utarom di Kaimana, berikut beberapa foto yang sempat kami ambil menggunakan drone. Beruntung cuaca cerah waktu itu !


Setelah selesai pengambilan gambar di Bandara Utarom Kaimana, tugas selanjutnya kami mengambil beberapa foto udara dan video infrastruktur kota Kaimana. Antara lain kami mengambil foto udara Pelabuhan Kota Kaimana beserta kesibukannya, kapal-kapal besar bersandar melakukan aktifitas bongkar muat, dan juga kapal penumpang yang melayani penumpang yang datang maupun bepergian dari dan ke Kota Kaimana.

Foto Udara salah satu sudut kota Kaimana Papua Barat
Foto Udara salah satu sudut kota Kaimana Papua Barat

Oh iya, hampir lupa menceritakan secara singkat tentang Kota Kaimana. Kota Kaimana sendiri. Kota Kaimana sendiri merupakan ibukota Kabupaten Kaimana Provinsi Papua Barat. Kabupaten Kaimana memiliki luas kurang lebih 18.500 Km² yang terdiri dari 7 kecamatan dan 84 Kampung. Ada sekitar 67ribu jiwa yang menetap di Kabupaten Kaimana. Nah bisa deh terbayang sekilas perbandingan antara kepadatan penduduk di Papua dan di Pulau Jawa.

Penduduknya sendiri beranekaragam, ada suku asli papua, ada juga perantau yang datang dari Jawa, Sulawesi, Ambon, dll. Mata pencharian mereka sebagian besar adalah nelayan atau yang berhubungan dengan laut dan juga ada yang bertani, buruh, dll. Transportasi yang menjadi andalan penduduk di Kabupaten Kaimana adalah mode laut (Kapal) dan udara (pesawat). Jalan darat ke yang menghubungkan Kabupaten Kaimana dengan daerah lain di papua masih belum memadai pada tahun 2017 ini. Setelah pemerintahan Presiden Joko Widodo mencanangkan percepatan daerah Indonesia Timur, mudah2an Kabupaten Kaimana bisa segera terhubung melalui darat dengan daerah lainnya di Papua agar roda ekonomi bisa bergerak lebih cepat.

Lanjut ceritanya ya, makan siang kami di Kota Kaimana dengan menu masakan ala Jawa he he he, karena memang di daerah Indonesia Timur ini rata-rata pemilik warung dan kedai-kedai makan rata-rata perantau dari Jawa. Maka dari itu gak sulit mencari masakan khas Jawa di daerah Indonesia Timur termasuk di Papua. Hanya saja diselingi khas lokal seperti kalo di Kaimana ini banyak sekali daging Rusa !  Setau saya memang rusa itu binatang yang dilindungi, tapi entah mengapa di Kaimana ini banyak sekali kedai makan yang menyediakan daging rusa. Mungkin dari rusa yg tidak dilindungi atau rusa jenis lain yang tidak termasuk dalam daftar hewan yang dilindungi, atau mungkin juga rusa disini banyak sekali jumlahnya.

Rusa banyak sekali di Kaimana

Pilihan hotel tempat kami menginap di Kaimana sepertinya bukan lagi tidak terlalu banyak pilihan, tapi hanya ada satu hotel sekelas bintang tiga yang ada di Kaimana. Yaitu hotel Grand Papua, buat yang penasaran hotelnya seperti apa, bisa mengunjungi website mereka langsung disini. Hotel Grand Papua ini memiliki jaringan hotel di daerah daerah terpencil di papua seperti Fakfak, Kaimana, dan Nabire.

Untuk kualitas sendiri, saya memuji Hotel Grand Papua Kaimana, meskipun jauh dari pusat keramaian ibu Kota, tapi bisa menghadirkan hotel dengan standard berbintang di daerah sejauh ini. Dari interior kamar, restoran, pelayanan, semuanya sama dengan hotel-hotel berbintang 3 di Pulau Jawa. Yang agak sulit cuma kualitas internet, he he he... Maklum lah di daerah seperti ini Internet cepat merupakan barang mewah.

Untuk Sinyal Ponsel sendiri ga perlu kawatir, di Kaimana, tersedia sinyal Telkomsel bahkan dengan simbol 4G nongol di daerah-daerah tertentu. Hanya saja ya memang belum sekuat di kota-kota besar seperti di Jakarta. Beberapa titik, sinyal melemah, tapi untuk nginternet ringan tidak masalah. Kita masih bisa buka facebook dengan ponsel kita di Kaimana.

"Kan ku ingat selalu, kan ku kenang selalu, senja indah, Senja di Kaimana", begitu potongan lirik lagu Senja di Kaimana ciptaan Alfian artis lawas tahun 70an.  Pasti penasaran donk dengan suasana senja di Kaimana. Sore hari sebelum gelap, kami pun menyempatkan diri untuk mengambil foto Senja di Kaimana. Diantar oleh driver kami ke sebuah pantai dekat airport, kami pun set up kamera, ketika hari mulai gelap, dan woww kerennya senja di kaimana, pecinta fotografi sudah pasti suka dengan tonal sunset yang indah, dan juga nelayan-nelayan jaring tampak sedang menangkap ikan di pantai yang landai.

Senja Di Kaimana
Senja di Kaimana

Keesokan harinya, setelah sarapan di hotel, kami dijemput oleh driver kami untuk menuju ke teluk Triton yang konon indah sekali, dan tak jarang orang menyebutnya sebagai versi lain dari Raja Ampat yang masih perawan. Tapi aduuuhhh sayang, pagi itu cuaca hujaaannn. Tapi apa boleh buat, the show must go on. Kami pun bergegas ke salah satu sisi pantai, dengan menumpangi speedboat yang cukup ngebut, kami berlayar kearah timur Kota Kaimana menuju ke teluk Triton. Cuaca pun masih menangis, aduuhhh kami betul-betul resah membayangkan drone tak bisa terbang di triton bay.

Tak lama kami di atas speedboat, kami pun sudah memasuki kawasan Triton Bay, perairan yang tenang, airnya jernih, terlihat beberapa bagan nelayan dan Kata mereka hiu paus / whaleshark sering terlihat menyambangi mereka juga loh !  Jadi sama persis dengan yang ada di Nabire (Teluk Cendrawasih), Talisayan (Kalimantan), dan Gorontalo, dimana wisatawan bisa bermain-main dengan Whaleshark (Hiu paus). Oh ya mengenai Hiu paus atau whale shark, nanti akan saya ceritakan juga di blog saya yang lain mengenai perjalanan kita dulu bermain main dengan hiu paus.

Triton Bay Kaimana

Kapal pun memasuki area andalan teluk Triton, mirip sekali dengan Wayag yang ada di Raja Ampat sana, pulau-pulau karst dengan lagoon-lagoon berair jernih berwarna biru muda. Indah Sekali pokoknya !  Sayangnya cuaca masih gerimis, dan drone tidak bisa mengudara untuk mengambil gambar keindahan Teluk Triton Kaimana ini. Tapi pemandu kami tak kehilangan akal, beliau mengusulkan kita semua untuk trekking keatas sebuah puncak pulau Karst, dari situ kita bisa mengambil gambar (tanpa drone) keindahan laguna yang ada di Triton Bay Kaimana ini. Baikkk Kalo begitu, segera laksanakan !

Menit demi menit berlalu, cuaca masih belum bersahabat sepenuhnya, hujan memang sudah berhenti, tapi masih saja ada gerimis yang turun. Oke kita trekking dulu menurut arahan pemandu kami saat itu. Jalur pendakian dimulai dengan tangga kayu seperti di Piyanemo Raja ampat. Beberapa team kami yang ikut mendaki mulai under estimate, "mudah kalo tangga seperti ini". Tak taunya ternyata tangga hanya tersedia kurang lebih 1/3 rute pendakian hahaha. Selanjutnya kami menembus hutan belantara dengan medan menanjak dan datar.

Awalnya Tangga, namun hanya 1/3 rute saja

Berkali-kali saya sudah pernah mendaki pulau Karst sejenis ini yang ada di Wayag maupun puncah Harvat yang ada di Misol (Raja Ampat). Tapi boleh dibilang yang di Kaimana ini adalah rute dengan trek terpanjang dibanding Wayag dan Misol. Tak ada yg terjal seperti di wayag memang, hanya saja jalurnya cukup panjang. Dan yang membedakan dengan wayag & misol, karena pulau-pulau karst disini relatif lebih luas, pohon-pohon yang tumbuh lebih beraneka ragam ketimbang di Wayag & misol. Sudah seperti mainland, hutannya rimbun dari berbagai jenis tumbuhan yang tinggi dengan diameter batang yang besar.

Triton Bay dari Salah satu puncak pulau Karst di Kaimana

Setelah perjuangan trekking ditengah medan basah akibat gerimis yang cukup merepotkan, akhirnya kami tiba di satu titik dimana kita bisa melihat sebagian besar Teluk Triton yang indah itu. Sayang sekali sampai detik itu, kami belun bisa menerbangkan drone karena cuaca gerimis. Ya sudah, apa boleh buat. Toh keindahan triton bay dari sudut ketinggian sudah kami dapatkan dengan menggunakan camera darat.

Team berfoto bersama di puncak tertinggi Triton Bay

Setelah kami turun gunung, kami pun berjalan-jalan mengelilingi lagoon lagoon yang indah, oh ya ada yang unik disini. Di beberapa batu pulau Karst yang ada di Triton bay ini terdapat ukiran-ukiran menyerupai gambar yang berbentuk simbol-simbol tertentu. Ada yang gambar telapak tangan, gambar ikan dolphin, dan huruf-huruf yang tak dikenal. Konon menurut penduduk setempat, gambar-gambar ini sudah ada sejak dahulu kala, dan tak bisa di hapus. Berbagai sumber menyebutkan penjelasan yang berbeda-beda mengenai gambar-gambar ini. Ada yang bilang, bila orang jaman dahulu melihat sesuatu, mereka langsung mengukirnya di batu ini. Entah mana yang benar kami tak yakin. Dan gambar-gambar seperti ini pun sama persis terdapat juga di Misool Raja Ampat, yang berjarak ratusan kilometer dari Kaimana. Entah apa hubungannya, masih menjadi misteri yang tak terpecahkan. Jangan-jangan ini kode harta karun atau portal gate, ha ha ha....

Simbol di dinding Pulau Karst Teluk Triton Kaimana
Simbol simbol yang terukir di dinding karst Triton Bay Kaimana


Ada yang bisa menterjemahkan artinya ?

Tak lama kami pun diajak untuk mengunjungi sebuah resort yang cuma ada satu-satunya di Teluk Triton Kaimana. Pemiliknya orang asing, satu dari Kanada kebetulan ada di lokasi. Resortnya terletak disalah satu teluk kecil di Triton Bay. Suasananya sangat hening, yang terdengar hanya gemericik ombak yang menenteramkan jiwa. Ditambah desiran angin yang menyapa nyiur hijau di pantai melambai-lambai. Pasirnya warna putih lembut seperti di Pink beach komodo, hanya memang tidak berwarna pink. Airnya yang jernih biru cyan, membuat siapapun ingin langsung nyemplung saat melihatnya. Juga terdapat bungalow-bungalow dari kayu, dan cukup terawat pastinya. Tak terlihat ada tamu disitu, hanya ada pengelola beserta staffnya.

Satu-satunya Resort di Triton Bay pada tahun 2016

Sempat ngobrol-ngobrol dan berjalan-jalan di resort mereka, hmmm...cukup menyenangkan. Meskpun listrik belum ada 24 jam, karena mereka pake genset sendiri, tapi yah kondisi alamnya sangat bisa menggantikan kenikmatan berlistrik ria selama hari masih terang. Aktifitas yang mereka tawarkan yaitu scuba diving. Dari hasil ngobrol2 dengan mereka, saya menyimpulkan bahwa area teluk Triton ini belum sepenuhnya di eksplor, masih banyak tempat yang belum banyak diketahui, terutama untuk potensi wisata baharinya termasuk scuba diving. Mungkin ini semua karena sulitnya transportasi kesana, membuat masih segelintir orang saja yang datang ke Triton Bay Kaimana.

Setelah selesai mengunjungi resort, kami diajak ke salah satu pos ranger yang ada disana, dididirkan pemerintah setempat untuk keperluan persinggahan para wisatawan. Tap sayang sekali kondisinya agak kurang terawat, padahal tempatnya keren dan unik. Pasirnya putih, dengan ombank mengelilingi dari 2 sisi. Pemandangan bukit-bukit karst dengan air laut berwarna cyan menjadi suguhan utama pemandangan dari tempat ini. Kamipun membuka perbekalan untuk makan siang yang agak terlambat, sambil menunggu hujan reda berharap bisa menerbangkan drone hari itu.

triton bay
Salah satu sudut di teluk Triton Kaimana

Tapi sayang sekali memang, Tuhan berkehendak lain, hari itu hujan tak henti-hentinya sepanjang hari, maka sore hari itu kami putuskan untuk kembali ke kota tanpa foto aerial yang biasa kami ambil untuk dokumentasi visualisasi. Tak apalah, ini mungkin satu alasan bahwa satu saat nanti kami harus kembali ke Triton Bay Kaimana.

Itulah catatan perjalanan kecil kami ke Kabupaten Kaimana, potensi investasi yang sangat jelas terlihat adalah potensi wisata. Teluk Triton yang mirip sekali dengan Raja Ampat berpotensi mengundang banyak petualang alam dan penyelam untuk datang ke Triton Bay. Kami berpendapat bahwa kendala akses masih menjadi kendala utama dalam mengunjungi Triton Bay di Kaimana. Saat itu, wings air hanya memiliki jadwal dua hari sekali datang dan berangkat dari dan ke Utarom Kaimana.

Update terkini, bulan lalu kami ke Ambon, sudah terlihat Meskapai Garuda Indonesia dengan Bombardier CRJ1000 nya menerbangi rute Ambon - Kaimana. Hmm... pertanda baik buat dunia pariwisata Kaimana. Semoga pariwisata Indonesia dan papua khususnya semakin maju, membawa penghidupan bagi masyarakatnya.

Buat kamu-kamu yang suka menjelajahi daerah baru yang belum ramai turis, Kaimana boleh dimasukan kedalam list kamu untuk dikunjungi. Ingat penerbangan ke Kaimana bisa ditempuh melalui Ambon. Jadi arahkan kota persinggahanmu di Ambon. 

Akhir kata, Pesona Indonesia memang gak ada habisnya untuk di explore. Masih banyak daerah-daerah yang belum sepenuhnya diketahui oleh banyak orang terutama di Kaimana. Foto-foto diatas rata-rata diambil pakai smartphone, kebetulan waktu itu hp saya adalah blackberry Q10, maklum kalau cuaca buruk, mood motret jadi rusak, malah akhirnya cuma pakai HP doank. Semoga tulisan ini bisa membawa manfaat bagi masyarakat Kabupaten Kaimana dan Papua secara umum. Mudah-mudahan Papua makin maju !  Maju bersama NKRI ! 


Penulis adalah Film Maker & Pilot drone di:
www.anrilfilm.com
www.helicamindo.com





Komentar

  1. Apakah ada operator seluler selain telkomsel? Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak ada, di Kaimana hanya bisa sinyal telkomsel

      Hapus
  2. Thanks for sharing your beautiful story of Kaimana. Would be my next destination for sure

    BalasHapus
  3. Kemarin jalan² ke Kolam Sisir jg gak kak? wisatanya bagus bangeettt..jarak tempuh hanya 20 menit dr kota Kaimana

    BalasHapus
  4. Setiap objek pny waktu terbaik untuk dikunjungi agar mendapatkan view dan pengalaman terbaik dan kesan yang bisa dikisahkan dengan indah

    BalasHapus

Posting Komentar

TULISAN LAINNYA

Ada apa di Kabupaten Fakfak Papua Barat ?

Jasa Fotografi & Video Ditawar sadis, berapa sih harga yang wajar ?

Mengintip dan Membandingkan Spesifikasi Drone DJI Mavic Air