Aplikasi High Speed Fotografi Mengungkap Sisi Lain Pesona Gunung Bromo (Tips fotografi)

Gunung Bromo salah satu andalan Pesona Indonesia
Gunung Bromo yang menjadi salah satu andalan Pesona Indonesia

Siapa tak kenal Pesona Gunung Bromo yang menjadi salah satu andalan Pesona Indonesia ini terletak di Provinsi Jawa Timur, tak jauh dari Kota Malang dan Surabaya. Dari Kota Malang, lewat jalan potong, bisa mencapai gunung bromo dalam waktu singkat, tapi bila menggunakan kendaraan mobil biasa, harus memutar melalui Pasuruan untuk mencapai Puncak Gunung Bromo.

Semua fotografer tahu, apa yang menjadi objek indah di Gunung Bromo, seperti sunrisenya yang indah, landscape nya yang menakjubkan, sehingga peralatan tempur fotografer yang dibawa ke Bromo biasanya Kamera DSLR dengan lensa-lensa wide angle. Karena memang bromo terkenal dengan Landscapenya yang luar biasa. Tapi pada artikel ini saya gak akan membahas tentang sunrisenya, tentang landscapenya, dll.

Pada artikel ini justru akan saya angkat sisi lain dari keindahan pesona Gunung Bromo ini, yaitu Horse Rider atau penunggang kuda nya. Penunggang Kuda di Gunung Bromo seringkali luput dari perhatian para fotografer yang datang kesana, mungkin karena saking indahnya alam disana menjadikan penunggang kuda kurang begitu mendapat perhatian. Begitupun saya pada awalnya demikian, saya datang ke Bromo kali itu untuk sebuah proyek syuting Iklan TV Commercial Nutrisari dari PT. Nutrifood, dimana kebetulan saya menjadi pilot drone nya untuk mengambil aerial footage. Meskipun secara resmi saya adalah drone pilot, tapi pada perjalanan itu saya tetep bawa kamera DSLR untuk motret-motret disela sela waktu luang syuting.

Berfoto dulu dengan salah satu Gunung terindah di Indonesia

Yang awalnya tak begitu menarik lalu jadi menarik adalah Horse Rider Penunggang Kuda di Bromo yang kebetulan untuk keperluan syuting, dikumpulkan sejumlah penunggang kuda lalu berlari-lari ditengah lautan pasir yang ada di Gunung Bromo. Ketika itu saya iseng jepret pake HP, dan hasilnya WOWW luar biasa, tanpa pikir panjang sayapun bergegas ke mobil Jeep untuk mengambil Kamera DSLR beserta Lensa Tele, oh tak lupa pake masker, karena saat kuda melintas, keadaan menjadi sangat berdebu akibat pasir yang terbang terinjak injak oleh rombongan kuda.

Oke, Gear fotografi yang saya pakai waktu itu adalah Nikon D300 dengan Lensa tele Nikon AF 80-200mm f/2.8 ED Gen 3. Bagaimana dengan stelannya ?  Rule of thumb untuk pemotretan high speed action seperti berkuda ini, yang perlu di perhatikan adalah Shutter Speednya. Kesalahan pengaturan shutter speed yang terlampau lambat malah membuat hasilnya jadi blur / buram semua. Ada sebuah rumus yang mudah diingat untuk mencegah blur pada lensa tele, yaitu speed yang digunakan minimal adalah 1/x, dimana x adalah panjang focal length terpanjang lensa yang digunakan. Jadi kalau saya waktu itu pake lensa 80-200mm, maka shutter speed minimum adalah 1/200, bila objeknya bergerak sangat cepat, shutter speed diatas 1/200 sangat disarankan.

Rumus Shutter speed telephotogaphy
Rumus Minimum Shutter Speed

Setelah mengatur shutter speed, kita bisa menemukan iso berapa yang cocok disesuaikan dengan bukaan apperture yang dikehendaki. Bila kita ingin Depth Of Field (DOF) sempit, kita bisa set bukaan apperture terbesar, dalam hal ini 2.8 (pada lensa saya), lalu ISO mengikuti kondisi kedua variabel diatas. Dengan settingan kamera seperti tersebut maka kurang lebih hasilnya adalah Objek freeze tertangkap dengan background blur, makin bagus lensa, makin bagus blurnya / bokehnya.

Tapi sayang, lensa saya waktu itu Nikon 80-200mm f2/8 ED Gen 3 ini punya penyakit umum yg sering diderita lensa tersebut pada umumnya, yaitu sedikit back focus. Artinya meskipun fokus sudah kita arahkan ke satu titik, terkadang malah belakangnya yang tajam. Meskipun sudah berapa kali di servis untuk kalibrasi, tapi tetap saja penyakitnya masih sama. Alhasil saya mengakali penyakit tersebut dengan menjepret sebanyak mungkin mode (CL atau CH), dengan sesekali fokus saya arahkan didepan objek. Alhasil ada beberapa frame yang in-FOCUS gambarnya. Penyakit back focus pada lensa tersebut akhirnya hilang setelah saya upgrade ke Lensa nikon 70-200mm f/2.8 ED VR ha ha ha.

Juga yang harus diingat sewaktu memotret adegan highspeed & action adalah masalah safety, jangan sampe kita saking keasyikan memotret malah menghalangi jalur perlintasan mereka. Oke seperti apa foto-foto jepretan para penunggang kuda ini ?




Itu beberapa foto jepretan original tanpa editing, dimana saya berdiri di satu titik di lokasi yang aman, lalu kamera saya arahkan kepada para penunggang kuda. Karena settingan kamera saya selalu saya stel pada mode Netral Color & RAW Mode, pastinya saya perlu melakukan sedikit editing pada software photoshop untuk menonjolkan warnanya sesuai selera dan imajinasi saya.

Jadi seperti apa hasilnya setelah di edit ?




Hasil diatas saya coba lakukan koreksi warna highlight & Mid Tone dengan menggunakan software photoshop. Saking indahnya pesona Bromo, mau buat highlight warna apapun, hasilnya tetep bernuansa mistis, semistis indahnya Pesona Gunung Bromo.

Demikian share TIPS Fotografi kali ini, semoga bermanfaat bagi temen-temen fotografer.




Komentar

TULISAN LAINNYA

Ada apa di Kabupaten Fakfak Papua Barat ?

Jasa Fotografi & Video Ditawar sadis, berapa sih harga yang wajar ?

Mengintip dan Membandingkan Spesifikasi Drone DJI Mavic Air