Belajar Foto Udara Dan Merakit Drone Yang Berujung Ketagihan Akut (Drone Story #4)


Quad Rotor Drone HEDWIG 2 untuk Foto & Video Udara

Ini sebetulnya lanjutan cerita dari artikel sebelumnya: http://www.kaufikanril.com/2013/07/merakit-drone-quadcopter-foto-udara.html . Di tahun 2013, total Wahana Drone Aerial Photography yang pernah saya rakit sudah ada 5 unit, tapi semakin hari, semakin larut untuk ditekuni. Apalagi waktu itu fee seorang Drone Pilot untuk Foto dan Video Udara cukup tinggi karena belum ada persaingan. Nyaris dari fee satu job saya di HELICAMINDO, bisa digunakan untuk merakit beberapa drone baru, begitu kurang lebih. Beruntung saya yang termasuk kalangan awal pegiat Drone Fotografi dari tahun 2011, jadi sempat merasakan bagaimana nikmatnya menikmati pekerjaan bergaji tinggi serta kepuasan batin dalam menjalankannya.

Di Tahun 2013 ini tercatat saya membangun 4 unit Drone baru dari berbagai jenis, yaitu 1 Hexacopter ukuran medium size yang mampu membawa Mirorless camera. 1 Unit Drone Big size tipe Hexacopter yang didesain untuk membawa DSLR Camera, 1 Unit Quadcotper baru yang saya beri nama Hedwig 2, dan 1 Unit Fixed Wing Drone (tipe pesawat terbang).

Belanja online bahan baku perakitan saya lakukan, dari mulai sebuah online shop di Turki, Jerman, Amerika, dan China. Ada yang dikirim lewat EMS, lewat fedex, dan kurir lainnya. Rata-rata bahan baku drone ini harganya dibawah USD 50, jadi kebanyakan dari barang-barang tersebut bebas masuk ke Indonesia tanpa bea masuk. Nah setelah di rakit baru deh harganya berlipat ganda, apalagi kalau sudah di tune, terbangnya sesuai dengan karakteristik yang kita inginkan, wah kepuasan batin tersendiri pastinya.


HEDWIG 2

Setelah Hedwig 1 dari jenis Quadcopter Drone dirakit dan berhasil terbang jauh, seperti yang ada pada tulisan saya yang ini: http://www.kaufikanril.com/2013/07/merakit-drone-quadcopter-foto-udara.html   saya pun merakit varian berikutnya dari Hedwig 1, yaitu drone yag saya beri nama Hedwig 2. Drone Hedwig 2 ini masih dari jenis Quadcopter drone, hanya saja ukuran framenya lebih besar sedikit. Framenya saya pilih QAV540 produksi Lumenier pehobyst drone asal Amerika Serikat. Saya pilih frame yang lebih besar sedikit karena saya membidik fitur Brushless Gimbal yang ada pada Frame QAV540 ini, karena dengan adanya Brushless Gimbal, pastinya footage video udara yang kita ambil akan jauh lebih halus ketimbang tanpa Brushless gimbal seperti pada Hedwig 1.

Body Drone QAV 540
Frame QAV 540 sebelum diisi komponen


Proses Perakitan QAV 540 untuk Drone Fotografi era tahun 2013
Proses Perakitan QAV 540 untuk Drone Fotografi era tahun 2013

Untuk bagian propulsinya saya gunakan Brushless Motor dari merk ternama di dunia Aeromodelling yaitu T-Motor yang memiliki build quality yang sangat bagus. Yang saya sukai dari T-motor ini adalah kualitas putaran yang nyaris minimal getaran dan spare part seperti bearing yang tesedia di pasaran. Untuk propellernya juga saya gunakan propeller mahal dari T-Motor, lengkap dengan Speed Controllernya. Sempat saya gunakan ESC merk lain dengan SimonK firmware, namun firmware SimonK ini sering menimbulkan masalah unsync bila digunakan pada mode catu daya Lipo 4S 14.8v. Unsync ini gejalanya motor tiba tiba mati sesaat dan hidup lagi, drone pada ketinggian yang cukup biasanya akan jatuh sesaat (turun beberapa meter) lalu drone kembali normal. Isyu ini hilang setelah penggantian Speed Controller ke Merk T-Motor. Inilah yang kita sebut research-cost atau biaya riset dalam melakukan satu percobaan, terkadang apa yg kita rencanakan berjalan tidak sesuai rencana, disinilah timbul biaya tambahan.

Komponen lainnya yang digunakan antara lain FPV camera, video swicher dan flight controller itu sendiri. Dengan adanya fpv camera & video switcher kelak nanti pilot bisa menswitch antara view camera fotografi & fpv camera yang berfungsi untuk piloting beserta seluruh data telemetri yang berisikan informasi mengenai ketinggian, kecepatan, tegangan battery, dll.

Kelebihan utama yang saya rasakan pada drone ini adalah slow flying yang sangat stabil. Ini sangat diperlukan untuk pengambilan video udara dengan pergerakan yang sangat perlahan. Kekurangannya agak kurang tahan terhadap angin.

Drone Fotografi Hewdig 2 selesai dirakit (2013)
Drone Fotografi Hewdig 2 selesai dirakit (2013)

Karena sudah cukup pengalaman, waktu itu perakitan Hedwig 2 tidak memakan waktu lama, dan sudah berhasil melengkapi armada Wahana Foto udara yang dimiliki oleh HELICAMINDO. Drone jenis ini saya buat untuk menemani Hedwig 1 dalam bertugas untuk saling back up. Dimana ada salah satu drone yang mengalami gangguan, otomatis back up drone unit lainnya bisa langsung mengisi. Beberapa job filming yang saya kerjakan dengan menggunakan drone ini antara lain:
Job Foto Udara dengan Drone Monas Cleaning Day
Duet Hedwig 1 & 2 pada Job Foto Udara dengan Drone Monas Cleaning Day

HEXCOPTER MEDIUM SIZE

Selain merakit Drone Quadcopter Hedwig 2, di tahun yang sama saya pun merakit secara express Multi Rotor Drone untuk Aerial Photography yang saya targetkan untuk mengangkat pocket kamera berbadan sedang. Tujuannya jelas untuk market menengah yang menginginkan kualitas foto / video diatas Action cam tapi dibawah DSLR camera.

Drone Foto Udara Hexcopter medium size dalam tugas shooting Company Profile (2013)



Drone Medium Size untuk tugas video udara di tol BORR
Drone Medium Size untuk tugas video udara di tol BORR



Disela sela tugas Video Udara dengan drone di Bogor Outer Ring Road
Disela sela tugas Video Udara dengan drone di Bogor Outer Ring Road

Frame yang saya pilih waktu itu adalah dari merk Tarot dengan ukuran basewheel 690mm. Komponen propulsinya saya gunakan dari merk AVROTO dan memutar propelers 11" serta digerakan oleh tenaga LIPO Battery 4s sebanyak 2 buah untuk flight time yang lebih lama.

Untuk bagian gimbal cameranya sendiri saya rancang interchangable bisa digunakan untuk Action Cam dan juga untuk Poket size camera. Kelebihan utama drone ini waktu itu adalah kemampuannya membawa kamera yang lebih besar, tapi ukuran drone nya yang cukup besar juga menjadi kendala kami bila pekerjaan kami membutuhkan kelincahan mobilitas team.

Proses perakitannya pun relatif cepat, dalam waktu singkat sudah bergabung dengan Wahana Drone Foto Udara lainnya di HELICAMINDO.COM .  Beberapa JOB yang dikerjakan menggunakan drone ini antara lain Visualisasi Progress Pembangunan Jalan TOL BORR (Bogor Outer Ring Road) ruas Kedung Halang,dan produk profile HONDA CRZ yang diproduksi oleh PT. Nayfosindo, dimana saya selaku drone pilot untuk pengambilan video udaranya.




HEXCOPTER HEAVY LIFTER

Heavy Lifter Aerial Photography Drone milik Helicamindo
Heavy Lifter Aerial Photography Drone milik Helicamindo

Menggenapi seluruh armada Wahana Drone Foto Udara Helicamindo, masih di tahun yang sama saya mencanangkan pembangunan drone untuk foto udara yang berukuran besar yang didesain untuk mengangkat camera DSLR. Frame yang saya pilih untuk heavy lifter drone ini adalah dari merk Tarot T960 berjenis hexrotor drone.

Propulsi yang saya gunakan set dari T-Motor untuk menggerakan propeler berukuran 15" - 17", digerakan oleh catudaya dari Battery LIPO 6S dengan tegangan 22.2v yang diparalel sebanyak 2 unit. Dari hasil uji coba mengangkat kamera jenis mirorless dan batere 2x 5200mah didapatkan flight time kurang lebih 9-10 menit.

Suasana Perakitan di Ruang Tamu yang jadi bengkel dadakan

Drone ini dilengkapi dengan 3 Axis brushless gimbal yang bisa membawa kamera Mirorless seperti Sony NEX, SONY A6300, sampai Black Magic Pocket Camera. Drone ini dioperasikan oleh 2 operator, satu orang pilot drone dan satu orang camera operator. Camera Operator dapat mengendalikan gimbal pitch, roll dan yaw, sampai kontrol camera shutter & Video recording. Oh ya, drone ini juga dilengkapi Retracted Landing Gear yang dapat menaikan posisi landing leg sehingga pengambilan gambar dapat dilakukan secara leluasa 360⁰.

Heavy Lifter Drone dilengkapi lampu & Brushless Gimbal 3 axis + Camera Mirorless

Heavy Lifter Drone Airbone with 2 operator for Aerial Photography


Karena drone heavy lifter ini membawa resiko yang cukup tinggi mengingat harga drone dan camera yang mahal, proses perakitannya pun dilakukan secara sangat berhati-hati, serta memakan waktu yang agak lama. Disela-sela kesibukan dengan job-job lain, dan juga minimnya permintaan job yang mengharuskan penggunaan drone besar, akhirnya drone tipe ini baru bisa mengudara untuk pertama kalinya di tahun 2016.

Market drone besar sangat kecil, karena mayoritas job-job foto udara dan video udara di Indonesia cukup terpuaskan dengan kualitas gambar yang dihasilkan dari Action Cam yang memang kualitas gambarnya cukup bagus untuk penggunaan umum. Itu sebabnya, project perakitan heavy lifter drone tertunda cukup lama proses perakitannya.


FIXED WING (AEROPLANE)

Fixed Wing untuk Long Range Flight Drone Aerial Photography
Fixed Wing untuk Long Range Flight Drone Aerial Photography

Setelah cukup menguasai dibidang drone berjenis Rotary Wing, dari jenis Helicopter sampai multirotor, ceritanya berencana untuk upgrade ilmu merambah di dunia drone yang lain yang berjenis Fixed Wing atau tak lain adalah drone yang berbentuk seperti pesawat terbang dengan sayap yang tidak berputar.

Apa yang keunggulan yang dibidik dari drone jenis ini ?  Tak lain adalah low power consume karena hanya memiliki 1 motor penggerak, otomatis memiliki flight time yang berlipat ganda serta memungkinkan untuk penerbangan dengan daya jelajah yang jauh (Long Range Flight). Kurang lebih inilah yang saya targetkan untuk drone jenis fixed wing.

Drone Jenis Fixed Wing Airbone

Pada tahap pertama, seperti biasa saya membeli 2 buah frame fixed wing drone. Satu ukuran kecil yang saya gunakan untuk berlatih terbang mode manual, dan satu lagi berukuran besar yang akan direncanakan membawa camera action cam tanpa gimbal. Komponennya cukup sederhana, bahkan untuk kendali full manual, body pesawat hanya diisi LIPO Battery, satu unit speed controller, 1 unit motor + propellers, dan 2 servo yang terhubung pada satu receiver.

Pernerbangan perdana pun dimulai, rancangan drone berfungsi sebagaimana mestinya, tapi sayang skill pilot belum mumpuni, dan drone pun berkali-kali jatuh. Tapi karena body pesawat terbuat dari busa EPO (yg mirip stereofoam), ketika pesawat jatuh, dengan model lem khusus, pesawat pun bisa kembali mengudara ha ha ha. Dari sisi investasi, drone jenis ini paling murah ketimbang drone jenis rotary wing, juga ketika jatuh, rata-rata kerusakan hanya mengenai bagian body yang dapat diperbaiki dengan modal lem.

Menerbangkan Fixed Wing Drone
Menerbangkan Fixed Wing Drone

Sayangnya kemampuan saya di bidang fixed wing tidak berkembang lebih lanjut, selain karena minim job yang membutuhkan fixed wing, juga akhirnya terbentur dengan Peraturan Menteri tentang Drone yang melarang drone terbang diatas 150 meter tanpa izin. Padahal drone tipe fixed wing ini paling enak terbang tinggi, bahkan bisa mencapai 3 km dari permukaan tanah loh. Untuk range terbangnya sendiri bisa puluhan Km dengan teknik terbang yang baik.

Market yang umumnya membutuhkan fixed wing drone fotografi adalah market perkebunan, untuk keperluan mapping dan land survey. Sayangnya saya ini hanya berkonsentrasi dan memang jiwanya untuk Art Photography.

Demikian cerita mengenai drone drone fotografi udara yang pernah saya rakit dan buat, sebelum akhirnya sayapun beralih menggunakan Drone Pabrikan demi harga yang lebih ekonomis. Terima kasih sudah mampir ke blog saya yang sederhana, semoga cerita ini membawa manfaat bagi anda sekalian.

Komentar

  1. Ijin tanya pak, apakah dengan kamera mirorless pd hexacopter itu bisa berubah mode dari video ke mode foto? Mohon pencerahannya juga soal dua controller drone dan camera juga. Makasih sebelumnya

    BalasHapus

Posting Komentar

TULISAN LAINNYA

Ada apa di Kabupaten Fakfak Papua Barat ?

Jasa Fotografi & Video Ditawar sadis, berapa sih harga yang wajar ?

Mengintip dan Membandingkan Spesifikasi Drone DJI Mavic Air