Benda Apakah Objek Yang Diduga Kapal Tenggelam di Pelabuhan Ratu Sukabumi ? (Bag 2/2)

Ilustrasi Kapal Vesel Pengangkut Batubara


Ok yuk kita lanjutkan analisa mendalam tentang beredarnya rumor ada kapal tenggelam di perairan Sukabumi, tepatnya di lepas Pantai Cibangban Pelabuhan Ratu, yang hanya berjarak 1500 meter saja dari bibir pantai, tapi ironisnya selama ini Nelayan tak ada satupun yang mengetahuinya. Oh ya ini adalah artikel bagian kedua, yang belum membaca bagian pertama, bisa terlebih dahulu membacanya disini.

Seperti yang sudah saya kemukakan pada bagian satu, ada beberapa kejanggalan yang saya temukan jika kita menduga bahwa objek tersebut adalah kapal karam. Antara lain adalah, posisi tenggelam yang terlalu sempurna, karena kebanyakan shipwreck atau rereuntuhan kapal terbaring didasar laut dalam posisi miring mengikuti kontur dasar lautnya. Terkecuali beberapa bangkai kapal yang memang tenggelam di perairan dangkal atau dalam dengan hamparan pasir luas yang datar. Kejanggalan yang paling menonjol adalah untuk kapal berukuran sebesar itu, mustahil para nelayan bertahun-tahun tidak mengetahuinya, selain daripada itu juga, tidak pernah ada pemberitaan kapal cargo besar tenggelam didaerah ini. Padahal dari penampakannya sangat jelas bahwa ini bukanlah kapal kuno.

Lantas apa ini HOAX ?  Tentu bukan hoax, karena imagenya betul bersumber dari Google Earth / Map, dan mereka tidak sama sekali menyatakan bahwa objek ini tenggelam. Orang yang pertama kali menyebar beritapun saya rasa tidak bermaksud membuat hoax, tapi hanya menduga dengan berasumsi. Untuk itu kita perlu uji asumsi ini

Pembuktian pasti hanya bisa didapat dengan pembuktian dilapangan, seandainya memang ada objek tersebut saya yakin tak akan sulit ditemukan. Betapa tidak ?  benda ini dari satelit yang posisinya ratusan kilometer diatas langit saja bisa terlihat, apalagi dari jarak dekat ?  Begitu kan logikanya. Dengan berita sesanter ini, saya rasa gak sampai 1 bulan, akan ada berita tentang ditemukannya reruntuhan puing-puing kapal ini (Bila memang ada).

Tapi ternyata bila objek ini sama sekali tidak ditemukan, lantas benda apakah ini gerangan ?
Begini dugaan sementara saya, ada beberapa versi analisa seperti false imagery data, tercampur aduknya data terdahulu dengan data terkini. Tapi saya punya hipotesa sendiri.

Bahwa daerah ini yang dikenal sebagai Pelabuhan Ratu adalah benar sebagai alur pelayaran dari pantai utara Jawa menuju ke Cilacap. Ada apa di Cilacap ?  Oh ternyata disana ada fasilitas PLTU yang berbahan baku batu bara. Nah dari mana batu baranya ?  Jelas dari Kalimantan dan Sumatera. Alur pelayaran dari Kalimantan ke Cilacap kan sudah pasti via selat sunda, menyusuri pantai selatan jawa barat sampai ke cilacap. Tidak mungkin banget kalo alur pelayarannya ke arah jawa timur, lalu putar selat bali dan menyusuri pantai selatan jawa timur. Dan juga tidak mungkin kalau lewat darat, biaya bongkar muat serta transportasi darat dari pantura jawa ke pantai selatan pasti akan memakan biaya dan waktu yang ekstra.

NAH, sampai sini ada titik terang ya ? Bahwa memang faktanya kapal vessel batu bara sering mondar-mandir daerah sini. Jadi dugaan saya ini adalah gambar Kapal batubara yang memang sedang melintas dan TIDAK tenggelam, Lah kenapa tampak seperti dibawah air ?  Nah ini yang saya istilahkan proses digital yang tidak sengaja menciptakan efek kapal ini seperti terlihat tenggelam.

Pernah lihat foto panoramic ?  Contohnya foto dibawah ini adalah foto panorama Kepulauan Wayag di Raja Ampat. Foto ini merupakan penggabungan belasan foto yang saya ambil menggunakan drone, lalu dengan proses olah digital atau dikenal dengan istilah 'image stitching' foto-foto tersebut dijahit menjadi satu. Dengan kecanggihan algoritma software pengolah citra digital, semakin banyak sumber data imagery, maka akan semakin tidak terlihat sambungannya / jahitannya, istilahnya 'seamless'.

Panorama Aerial Kepulauan Wayag Raja Ampat (Hasil Stitching)

Teknik image-stitching ini juga yang dipakai oleh Google Earth / Maps sehingga mampu menyajikan data imagery yang lengkap sesuai dengan permintaan kita. Dari proses pemotretan sampe penyajian dilakukan secara automatic oleh system komputer google.

Algoritma penjaitan gambar secara otomatis ini dilakukan oleh komputer google secara kontinu dari waktu ke waktu. Hanya saja memang output dari citra imaging ini tidaklah seratus persen sempurna karena beberapa kendala. Contoh kendalanya saat terjadi perubahan cuaca secara cepat dimana exposure foto terjadi perubahan, misalnya timbulnya awan, atau matahari tiba-tiba tertutup awan, hujan, dll menyebabkan exposure foto-foto permukaan bumi menjadi beraneka ragam. Disamping itu juga kendala kecepatan orbit (velocity speed) dari low orbit satelit itu sendiri yang terkadang tidak mampu merekam permukaan bumi secara lengkap dalam satu waktu dan akhirnya menciptakan GAP.

Gap inilah yang jika kita lihat di google map dengan penampakan seperti ini:

Contoh GAP pada area dengan resolusi yg sama namun exposurenya berbeda
Meskipun berbeda exposure kedua image ini diolah secara digital agar sambungannya terlihat lebih halus

Gap dengen perbedaan resolusi dijahit dengan mengkloning motif permukaan

NAH, gap dengan perbedaan resolusi inilah yang paling dekat dengan kasus dugaan kapal seperti terlihat tenggelam di Pantai Cibangban, Pelabuhan Ratu, Sukabumi ini. Kedua foto disatukan dengan meng-cloning motif permukaan dengan opacity rendah agar terlihat seamless. Perhatikan urutan gambar berikut.

Perhatikan lokasi kapal sukabumi ini nyaris berada diperbatasan gap antara area resolusi tinggi dan area resolusi rendah

Agar terlihat seamless, komputer melakukan proses penambalan corak agar gambar terlihat menyatu

Penambahan corak inilah yang secara tak sengaja menimbulkan kesan bahwa kapal sebetulnya tidak tenggelam ini terlihat seperti tenggelam. Padahal aslinya kapal ini memang ada di permukaan. Untuk membuktikan hipotesa ini, mari kita ujicoba pada foto kapal lain yang terfoto sedang berada dipermukaan, lalu kita beri motif permukaan laut dengan opacity 50%.

Ini foto kapal yang memang terapung tapi tidak terkena efek semless

Secara manual kami berikan motif seamless dan hasilnya kapal seperti terlihat tenggelam

Begitu kurang lebih hipotesa saya pribadi, sekali lagi ini hanya opini pribadi, pendapat saya mungkin saja salah, bahkan saya sih berharap banget ada Wreck sebesar itu di Sukabumi. Bisa dibayangkan wreck dive di kapal sepanjang 170 meter dengan lebar hampir 30 meter dikedalaman yang dangkal dengan visibility jernih. Wow banget.... tapi sayang sepertinya harapan tersebut belum bisa terkabulkan.

Dan kasus salah persepsi manusia seperti ini juga ternyata bukan hanya berlaku untuk benda yang diduga kapal tenggelam di Sukabumi. Saya coba ekplore daerah lain menggunakan google earth, dan akhirnya menemukan banyak citra serupa dimana kapal yang sedang terapung terlihat seperti tenggelam. Dan kondisinya pun sama, posisi kapal tersebut berada pada area perbatasan (gap) antara area dengan resolusi tinggi dan area resolusi rendah. Ini salah satu contoh lainnya, terlihat seperti kapal tenggelam bukan ?

Perhatikan kapal-kapal pada area gap, seperti tenggelam bukan ?

Teknologi Google Earth meskipun tidak sempurna 100%, tetapi telah berjasa banyak memberi banyak manfaat bagi kita semua, salah satunya penikmat kegiatan outdoor seperti scuba diving, trekking, hiking, marine, aviation, dll.

Demikian ulasan hipotesa saya menyikapi beredarnya rumor tentang adanya kapal diduga karam di perairan pantai Cibangban, Pelabuhan Ratu Sukabumi. Hipotesa ini murni pendapat pribadi saya berdasarkan pengalaman saya sebagai seorang fotografer, drone pilot, dan instruktur selam.

Semoga Bermanfaat,

Kaufik Anril
PADI Instructor #464156

Komentar

TULISAN LAINNYA

Ada apa di Kabupaten Fakfak Papua Barat ?

Jasa Fotografi & Video Ditawar sadis, berapa sih harga yang wajar ?

Mengintip dan Membandingkan Spesifikasi Drone DJI Mavic Air