Battere Meledak ! Apakah Battery dan Powerbank Aman Bagi Penerbangan ?

Ledakan sebuah battery camera di pekarangan rumah saya sendiri, ada 3 bagian yang terlontar dengan keras !

Beberapa waktu lalu Kementerian Perhubungan Republik Indonesia baru saja mengeluarkan aturan baru mengenai pembatasan penumpang membawa Powerbank atau Battery apapun kedalam pesawat, menyusul terjadinya insiden Powerbank meledak dan terbakar didalam pesawat sebuah Meskapai Tiongkok. Semuanya dituangkan dalam Surat Edaran SE Keselamatan Nomor 015 TAHUN 2018. Sebetulnya aturan ini sudah lama dikeluarkan oleh FAA untuk mencegah terjadinya hal seperti ini, tapi ya biasa, kalau belum kejadian, maka kita masih santai-santai saja dalam menyikapi suatu peraturan.

Lalu bahayakah bagi penerbangan ?   Ya jelas berbahaya. Battere meledak didalam rumah saja bisa kebakaran, kebetulan saya pernah mengalami 2x insiden battere meledak. Yang mana salah satu dari kejadian yang saya alami nyaris membakar rumah saya. Kebetulan sekali insiden ledakan battere teresebut terekam oleh kamera CCTV saya seperti dibawah ini:



Rumah saya hampir saja terbakar gegara battery !

Battery yang meledak adalah sebuah battere kamera camcorder original merk SONY, hanya saja chargernya memang 3rd party yang kualitasnya diragukan. Ini pengalaman mahal, jangan lagi beli charger yang gak jelas kualitasnya demi murah. Kapasitas battery ini adalah 6600mah 7.4 volt, yang kalo dihitung Watt hournya dengan rumus Voltage x Ampere hour ( 7,4 x 6 ah) = 48,4 Watt Hour. Angka segitu boleh loh dibawa ke pesawat sesuai aturan saat ini.

Kronologisnya, sehari sebelumnya charger ini sudah menunjukan keganjilan dimana charging tapi tidak penuh-penuh. Akhirnya saya biarkan semalaman, namun keesokan harinya saya terbangun dari tidur karena suara dentuman yang cukup keras. Saya berpikir itu mungkin ban mobil meledak yang sedang melintas, beruntung orang rumah ada yg check dan akhirnya berteriak kebakaran !  Spontan saya melihat ke ruangan tempat battere meledak, api sudah membumbung sekitar 30cm dari battere dan chargernya yang masih terpasang ke outlet listrik. sementara dibeberapa titik ada puing2 battere yang masih terbakar api mulai membakar sofa, gorden, dll. Kami pun secara sigap memadamkan api-api tersebut dengan air.

Secara spontan saya ambil battere beserta chargenya yang masih berasap setelah di siram air untuk saya lempar ke pekarangan rumah. Dan rupanya ternyata ledakan masih terjadi, ledakan kedua inilah yang tertangkap CCTV pekarangan rumah. Ledakan kedua ini melontarkan elemen battere ke jendela rumah, dan berbagai arah lengkap dengan api yang cukup besar seperti yang terekam CCTV. Rupanya batterenya meledak satu persatu, karena battere ini terdiri dari beberapa sel. Olehkarena itu begitu ledakan kedua, saya siram elemen lainnya sampe betul betul tidak berasap agar tidak terjadi ledakan berikutnya.

Nah kurang lebih begitulah kejadian ledakan sebuah battere dengan kekuatan 48 WH yang mana hanya 1/2 kapasitas dari batas yang boleh dibawa masuk kedalam pesawat terbang. Bisa dibayangkan bila battere tersebut meledak di pesawat terbang bukan ??   Bisa dibayangkan asapnya yang membuat bau tak enak didalam kabin, bagaimana bisa memicu kepanikan dalam sebuah penerbangan, apalagi penerbangan panjang yang mana pilot sulit mencari alternatif pendaratan. Belum lagi bila ledakan terjadi sesaat setelah take off, dimana pesawat masih dalam keadaan penuh bahan bakar, tidak bisa langsung melakukan pendaratan karena berat pesawat masih diatas rekomendasi berat pendaratan dengan panjang landas pacu tertentu. Ya, kita semua sepakat, battere membahayakan Penerbangan !

Karena lagi musim BOM yang diledakan di beberapa tempat ibadah, ada juga teman saya yang bertanya mengenai kemungkinan batere-batere ini digunakan sebagai bahan peledak atau BOM. Saya rasa tidak bisa, karena battere tidak bisa diledakan secara instant. Karena pada dasarnya bom atau peledak itu harus memiliki sifat bisa diledakan kapanpun dikehendaki dengan menekan tombol atau pun rangkaian pewaktu atau kendali jarak jauih. Pada battere, Perlu panas dalam waktu yang tidak tentu, baru battere ini bisa meledak. Tapi daya ledaknya, bisa serupa dengan bahan peledak low explosive bila terjadi salah kelola dalam penggunaan battere. Jadi kita harus waspada !

Drone Rakitan saya beserta batterenya terlihat pada monitor XRAY Bandara !

PERLUKAH PELARANGAN MEMBAWA BATTERE KE PESAWAT ?

Bisa dibayangkan kacaunya dunia bila kita tak boleh sama sekali membawa battere kedalam pesawat terbang. Seperti kita ketahui battere hampir digunakan pada semua gadget elektronik saat ini. Dari Smartphone, Camera, Drone, Notebook, Tablet, Powerbank, Vape, dll. semua menggunakan battere jenis Lithium, baik itu Lithium Ion maupun Lithium Polymer. Lalu perlukah pelarangan sama sekali ?  Saya pribadi berpendapat tidak perlu, dan apa yang dilakukan FAA dalam regulasinya tentang pembatasan battere sudah tepat. Dimana Battere yg diangkut pesawat wajib dikosongkan sampai 30% lalu dipacking dengan menggunakan packing yang aman dan diperlakukan secara berhati hati dan prosedural. Bila hal ini diterapkan, hampir tak mungkin battere meledak tiba-tiba. Selain regulasi FAA, regulasi bidang perindustrian pun perlu diperhatikan, agar jangan sampai battere-battere yang kualitasnya buruk diproduksi demi mengejar harga murah. Saya lebih mengusulkan kalau perlu produsen battere dan charger disertifikasi agar produksinya sesuai dengan standard. Karena Bagaimanapun kualitas battere dan chargernya sangat berpengaruh terhadap keamanan penggunaannya.

Apa yang memicu battere meledak ?   Ada 3 kondisi yang memicu battere meledak, antara lain adalah saat battere di charge, namun cara pengecasannya tidak sesuai ketentuan. Ini mungkin dikarenakan chargernya yang tidak memenuhi syarat, atau mungkin rusak. Contoh yang paling sering terjadi adalah saat rangkaian deteksi tegangan pada charger yang berfungsi untuk mematikan pengisian saat battere sudah penuh tidak berfungsi sebagaimana mestinya karena sebuah kerusakan. Akibatnya battere diisi terus menerus melebihi kapasitasnya, akhirnya battere menjadi panas, dan meledak, seperti yang saya alami.

Kondisi kedua adalah saat battere discharging, yaitu battere digunakan secara berlebihan sehingga memicu panas. Atau bisa juga terminal battere terjadi short circuit atau korslet, sehingga battere menjadi panas, dan akhirnya meledak. Ini sebabnya pada Peraturan Menteri Perhubungan PM No.80/2017 tentang powerbank, melarang penggunaan powerbank untuk mengecharge gadget selama kita terbang. Karena resiko untuk meledak meningkat saat powerbank digunakan, terutama bila Powerbank yang kita miliki adalah powerbank abal-abal yang tidak sesuai standard keamanan.

Kondisi ketiga adalah saat battery disimpan dalam keadaan yang tidak sesuai prosedur. Contohnya disimpan dalam kondisi lembab / berair/ basah, atau panas, dll. Hal ini juga sangat mungkin memicu ledakan terutama pada jenis Battere Lithium baik Polimer maupun Lithium ion.


PERLUNYA STANDARISASI KUALITAS YANG AMAN PADA POWER BANK

Diagram Elektronika sebuah Powerbank

Seperti kita ketahui bahwa kebutuhan masyarakat akan powerbank meningkat seiring dengan perkembangan teknologi digital saat ini. Dimana komunikasi data pada gadget kita sangat memakan daya besar pada smartphone kita, memaksa kita untuk mengisi ulang gadget kita beberapa kali dalam sehari. 

Powerbank pada intinya adalah sebuah sistem yang terdiri dari Battery, sistem charger battere, dan Voltage Regulator. Saat powerbank kita di charge, maka rangkaian charger battere dalam powerbank akan aktif, sebaliknya saat powerbank kita gunakan untuk mengisi ulang smartphone maka, rangkaian voltage regulator akan aktif.

Powerbank yang baik mutunya harus memiliki system proteksi terhadap arus berlebih, sehingga mencegah short circuit yg memicu ledakan. Juga ada baiknya dilengkapi dengan detektor suhu, yang otomatis memutus supply battere disaat yang tepat. Rangkaian Chargernya pun harus 'smart' mendeteksi dan mencegah overcharging pada battere. Bila saja seluruh fungsi tersebut diterapkan oleh produsen, saya rasa kejadian powerbank meledak akan sangat minim. Akan tetapi mengingat permintaan pasar yang cukup tinggi, akhirnya demi memproduksi powerbank dengan harga lebih murah, banyak produsen powerbank yang memangkas biaya produksi dengan cara menghilangkan fitur safety yang sudah saya jelaskan diatas. Ini sebabnya kenapa saya mengusulkan sebaiknya adanya standard kualitas yang jelas pada power bank.

Contohnya powerbank yang komponennya dipangkas demi angka produksi yg murah, selain batterenya sendiri dari kualitas yang tidak jelas, bila rangkaian chargernya terlalu sederhana maka, pengisian battere menjadi tidak sempurna, atau bahkan mudah sekali untuk dicharge berlebihan, maka powerbank akan rawan meledak saat di charge. Juga bila rangkaian voltage regulator nya kurang baik, maka bila terjadi overcharge / overcurrent, powerbank tidak mampu memutuskan aliran listrik yang berujung pada batre menjadi panas dan sangat mungkin untuk memicu api dan ledakan.

Itulah pentingnya sertifikasi produk, agar supaya produk powerbank yang beredar di masyarakat memiliki standard keamanan yang memadai, jangan sampai berdampak negatif yang dapat memicu bencana. Contohnya saja penggunaan powerbank pada sarana transportasi seperti udara dan laut, bila terjadi kebakaran dapat berakibat yang sangat fatal.



CARA MENGHITUNG WATT HOUR POWERBANK / BATTERY ?

Okay, sekarang temen-temen pasti pingin tau donk cara menghitung watthour sebuah battery atau powerbank, agar tau boleh gak nih battere drone, kamera, powerbank, dll dibawa masuk kedalam kabin pesawat dan tidak melanggar ketentuan yang berlaku.

Rumus Umum WATTHOUR

Contoh perhitungan:

  1. Powerbank HP saya 5000 mah, boleh kah dibawa kedalam kabin pesawat ?
    Perhitungan:
    Karena hampir seluruh HP saat ini menggunakan port USB untuk mengecharge, maka tegangan kerja kita anggap pada standard USB yaitu 5 VOLT.
    5000 mah artinya mili ampere hour, untuk mengubahnya ke satuan ampere hour, kita kalikan 1000, didapat 5 ah.
    Dengan demikian: 5 volt x 5 ah = 25 watthour, artinya seseuai ketentuan, powerbank kita boleh dibawa kedalam kabin pesawat.
  2. Berapa mah maksimal sebuah powerbank handphone diperbolehkan masuk kabin pesawat ?
    Perhitungan:
    100 wh / 5volt = 20 ampere hour, dalam mili amper hour (mah) menjadi 20.000 mah
    Jawab: Powerbank HANDPHONE yang diperbolehkan masuk kedalam kabin adalah dengan kapasitas battere maksimal 20000 mah
  3. Saya memiliki drone DJI MAVIC PRO dengan spesifikasi battere 11.4v 3830 mah, apakah diperbolehkan masuk kedalam kabin pesawat ?
    Perhitungan:
    11.4 v x 3.83 = 43,6 watt hour
    Jawab: YA, diperbolehkan !
  4. Saya memiliki drone DJI INSPIRE 2 dengan spesifikasi battere LIPO 6s 22.8 v 4280 mah, bolehkah dibawa kedalam kabin pesawat ?
    Perhitungan:
    22.8 v x 4.28 = 97.58 watt hour
    JAWAB: Ya & Tidak, Bila batre dalam keadaan penuh jelas tidak diperbolehkan naik ke kabin, namun bila dalam keadaan tidak penuh dengan kapasitas  dibawah 70% maka diperbolehkan. Saran saya, bawa serta manual spesifikasi battere, agar bisa menjelaskan hal ini kepada petugas AVSEC.

    Kenapa ?
    Secara Teoritis, battere LIPO dalam keadaan penuh, setiap selnya mengandung tegangan sedikitnya 4,2v (bahkan lebih untuk tipe High Voltage LIPO). Apabila angka tersebut yang dipakai, maka battere 6S memiliki tekangan total 4,2v x 6 = 25,2 volt. Yang mana kalau kita kalikan dengan 4280 mah, didapat hasil 107,856 Watthour dan jelas melebihi ketentuan battere yg diperbolehkan masuk kedalam kabin pesawat.

    Secara Teoritis perhitungan, bahwa battere drone DJI INSPIRE, boleh masuk kedalam kabin bila dalam keadaan tidak penuh.


10  TIPS MENGGUNAKAN BATTERE DENGAN AMAN

  1. GUNAKAN BATTERE SESUAI KEBUTUHAN
    Tidak perlu beli battere yang terlalu besar berlebihan, makin besar daya battere, makin besar daya ledaknya.
  2. JANGAN GUNAKAN BATTERE & CHARGER YANG RUSAK ATAU TIDAK JELAS KUALITASNYA
    Battere murah, charger murah dengan kualitas yang tidak jelas sangat memperbesar resiko ledakan.
  3. KOSONGKAN BATTERE SAMPAI 30-65 % KAPASITAS SAAT BATTERE TIDAK DIGUNAKAN UNTUK WAKTU YANG LAMA
  4. SIMPAN BATTERE DI TEMPAT YANG KERING, TEDUH, DAN AMAN.
  5. AWASI SELALU PENGISIAN BATTERE (CHARGING) JANGAN DITINGGAL TANPA PENGAWASAN MESKIPUN CHARGER MEMILIKI FITUR AUTO CUT OFF.
  6. LEBIH AMAN LAGI GUNAKAN LIPO SAFE BAG SAAT MELAKUKAN PENGISIAN BATTERE BERKEKUATAN BESAR.
  7. JANGAN GUNAKAN LAGI BATTERE YANG SUDAH USANG
  8. JANGAN GUNAKAN CHARGER YANG BUKAN PERUNTUKANNYA
  9. JANGAN COBA MEMBONGKAR BATTERE TANPA BEKAL PENGETAHUAN DAN PERALATAN YANG MEMADAI 
  10. LAKUKAN PENGECASAN BATTERE DITEMPAT YANG AMAN, JAUH DARI BENDA-BENDA YANG MUDAH TERBAKAR !



Demikianlah artikel singkat mengenai pentingnya kepedulian kita terhadap battere yang kita miliki agar tidak membahayakan keselamatan bersama.


Penulis adalah Film Maker & Pilot drone di:
www.anrilfilm.com
www.helicamindo.com







Komentar

TULISAN LAINNYA

Ada apa di Kabupaten Fakfak Papua Barat ?

Jasa Fotografi & Video Ditawar sadis, berapa sih harga yang wajar ?

Mengintip dan Membandingkan Spesifikasi Drone DJI Mavic Air